Mohon tunggu...
Fayza Aulia
Fayza Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

aulll

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Parameter Fisika dalam Budidaya Udang Vannamei

17 Desember 2022   21:38 Diperbarui: 17 Desember 2022   21:43 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Parameter Fisika dalam Budidaya Udang Vannamei

Penulis: Amalia Kewa Oa Kha, Fayza Aulia Hafizh Arrasyid, Dewangga Trio Pradana

Sumber Referensi: https://mustainadinugroho.wordpress.com/2019/10/06/pengelolaan-kualitas-air-pada-budidaya-udang-vannamei/

Udang merupakan komoditas perikanan unggulan yang dapat memperbaiki sektor perikanan di Indonesia. Sebelum adanya udang vannamei, komoditas udang yang menjadi primadona adalah udang windu, namun produksinya menurun setelah mewabahnya WSSV. Udang vannamei merupakan usaha pemerintah untuk memajukan kembali sektor perikanan.

Udang vannamei hidup di daerah tropis dimana suhu air umumnya pada tingkat 20C dan bertelur dilaut terbuka. Pada fase larva udang, udang akan bermigrasi ke pantai hingga berkembang menjadi fase Juvenil. Udang vannamei memiliki sifat nokturnal, durabilitas terhadap salinitas yang tinggi ataupun rendah, dapat memangsa sesamanya (kanibal) apabila tidak terpenuhinya pakan.

Dalam budidaya udang vannamei harus memperhatikan beberapa indikator, salah satunya adalah parameter. Parameter adalah  ukuran untuk menyatakan karakteristik perairan yang dapat ditinjau melalui berbagai macam aspek seperti fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisika merupakan parameter yang mampu diamati melalui berbagai perubahan fisika yang terjadi dalam perairan tersebut seperti suhu, kecerahan, salinitas, warna air, dan ketinggian air.

Secara umum laju pertumbuhan udang akan meningkat jika sejalan dengan kenaikan suhu pada batas tertentu. Jika kenaikan suhu melebihi batas akan menyebabkan aktivitas metabolisme organisme air/hewan akuatik meningkat, hal ini akan menyebabkan berkurangnya gas-gas terlarut di dalam air yang penting untuk kehidupan udang atau hewan akuatik lainnya. Walaupun udang dapat menyesuaikan diri dengan kenaikan suhu, akan tetapi kenaikan suhu melibihi batas toleransi ekstrim (35 C). Nilai suhu optimum bagi budidaya perikanan berkisar antara 27-32C. Kedalaman merupakan parameter fisik yang menunjukkan ukuran ketinggian air dari dasar perairan. Kedalam mempengaruhi suatu kegiatan budidaya perikanan khususnya untuk kegiatan budidaya di karamba jaring apung. Kedalaman minimum untuk kegiatan budidaya menggunakan karamba jaring apung adalah 2 meter dari dasar perairan. Kecerahan merupakan ekspresi sifat optik air yang disebabkan oleh adanya bahan padatan tersuspensi berupa partikel liat, lumpur dan partikel organik lainnya. Pada konsentrasi tertentu padatan tersuspensi berbahaya bagi kehidupan biota perairan.(Hasim,2015)

Nilai salinitas yang tinggi, disebabkan karena periode budidaya berlangsung selama musim panas, serta pada tambak budidaya jarang dilakukan aktivitas sirkulasi pergantian air. Nilai salinitas yg hypersaline disebabkan oleh tingginya tingkat evaporasi air karena suhu tinggi yang dibarengi dengan rendahnya tingkat percampuran(mixing) dari air baru. (Ariadi,2021)

Warna dari air dapat menjadi salah satu parameter penentuan kualitas air. Penentuan warna air ditentukan dengan menggunakan indra penglihatan. Dari hasil pembacaan dapat diketahui tingkat kekeruhan dari air yang kemudian akan di sesuaikan dengan standar kekeruhan air. (Hasrianti,2017)

Dalam budidaya udang vannamei harus memperhatikan beberapa indikator, salah satunya adalah parameter. Parameter yang telah dijelaskan diatas tidak selamanya sama dengan yang ditemui dilapangan, seperti yang ditemukan pada Tambak Menjangan Mas yang terletak di sebelah utara Pulau Bali, tepatnya di Jl.Marga Garuda, Goris, Desa Pejarakan, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Bali, sekitar 30-45 menit dari Pelabuhan Gilimanuk.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan data berikut: suhu pada hari ke-1 hingga 47 pada kisaran 27 hingga 29C. Pada hari ke-48 hingga 76 suhu berada pada kisaran 28 hingga 30,5C. Salinitas pada suatu budidaya perairan pada kisaran 27 hingga 33. Kecerahan pada pagi hari terdata 32 -100cm dan sore hari 31-100cm. Pada hari ke-1 hingga 21 kecerahan menunjukkan angka 67 hingga 100cm. Pada hari ke-22 hingga 40 ada pada kisaran 42 hingga 80cm. Hari ke-41 hingga 87 ada pada kisaran 32 hingga 45cm. Tinggi air ada pada kedalaman 124 hingga 148cm. Warna pada budidaya di tambak ini berwarna hijau kecoklatan hingga coklat.

Sehingga dapat kita ketahui bahwa setiap parameter yang ada pada suatu budidaya tidak selamanya sama baik parameter fisika, kimia, maupun biologi. Parameter fisika yang ada pada perairan akan mempengaruhi pertumbuhan dari biota yang dibudidayakan, sehingga perlu dilakukan penyesuaian secara terus menerus agar indikator parameter dalam kondisi stabil dan tidak mengganggu berjalannya metabolisme serta pertumbuhan. Semakin seimbangnya parameterpada perairan budidaya, maka akan semakin baik pula kualitas air pada perairan tersebut, sehingga semakin cepat pula metabolisme dan perkembangan udang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun