Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang masih dikelilingi dengan permasalahan sosial berupa kemiskinan yang sangat mendominasi dan hal tersebut sudah tentu berdampak pada keberlanjutan pendidikan seorang anak yang keluarganya mengalami permasalahan sosial tersebut. Di sisi lain, pendidikan menjadi modal utama dari kemajuan suatu negara, namun sangatlah susah untuk negara dapat mencapai pendidikan yang bagus dengan tingkat kemiskinan yang masih tinggi seperti di Indonesia, kasus putus sekolah masih banyak terjadi karena faktor kemiskinan yang memengaruhinya.Â
Tidak dapat dipungkiri juga, kemiskinan menjadi pembicaraan yang selalu dibahas karena kemiskinan dianggap sebagai lingkaran setan dan lahirnya kemiskinan dalam suatu masyarakat ditunjukkan salah satunya karena pembangunan sosial maupun pembangunan ekonomi yang dilakukan tidak adanya keseimbangan dan dikarenakan pembangunan tersebut tidak berjalan maksimal, akhirnya menimbulkan tingkat penduduk miskin yang lebih tinggi dibanding sebelumnya yang berakibat pada ketidakmerataan juga dalam pendidikan.
Kemiskinan sendiri merupakan kondisi dimana individu atau sekelompok orang yang ada di dalam masyarakat tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Permasalahan sosial yang berupa kemiskinan juga bukan hanya mempermasalahkan tingkat pendapatan seseorang yang didapat terlalu rendah, melainkan juga tentang bagaimana cara mereka dapat memenuhi hak dasar akan pangan, pendidikan, pekerjaan, rasa aman. Apalagi masalah pendidikan yang salah satunya diakibatkan karena kemiskinan yang dihadapi suatu negara yang padahal pendidikan menjadi aspek sangat penting bagi individu dan juga kemajuan suatu bangsa.
Adanya kehidupan yang dipenuhi dengan kemiskinan telah berujung petaka pada banyaknya anak yang ingin menempuh pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi agar dapat meningkatkan martabatnya dalam kehidupan bermasyarakat. Kenyataannya saja, biaya pendidikan yang begitu tinggi sendirilah yang membuat kebanyakan keluarga yang tidak mampu tidak dapat memenuhi salah satu hak anak untuk menempuh pendidikan sehingga dari awal akses untuk memulai pendidikan yang sangat berkualitas bagi pengembangan diri saja sudah sulit.
Kemiskinan sebenarnya telah menjadi salah satu agenda dalam perencanaan pembangunan sosial yang harus diatasi dengan semaksimal mungkin, tetapi dengan perencanaan yang begitu matang dan dilakukan secara teliti serta seksama. Apabila dengan telah dilakukannya agenda untuk mengatasi kemiskinan, tetapi pada realitanya kemiskinan terus mengalami peningkatan yang tinggi, maka pembangunan sosial yang dilakukan tersebut dapat dikatakan gagal di dalam masyarakat. Permasalahan sosial berupa kemiskinan yang telah menjadi perencanaan pembangunan sosial menunjukkan bahwasanya kemiskinan masih menjadi masalah yang sangat merajalela dan membutuhkan perhatian serta tindakan khusus melalui berbagai program bantuan sosial yang bersifat penyelamatan, pemberdayaan, dan fasilitatif.
Dalam persoalan kemiskinan yang berdampak pada pendidikan anak, sebenarnya sudah ada program bantuan yang diberikan oleh pemerintah agar pendidikan yang mereka dapatkan sama dengan anak-anak keluarga mampu yang lain, di antaranya seperti
(1) Diimplementasikannya program beasiswa bidikmisi bagi pelajar yang difasilitasi sebagai layaknya pelayanan sosial kepada anak-anak lulusan sekolah menengah atas untuk menempuh pendidikan tinggi gratis dan dengan diluncurkannya program bidikmisi ini diperuntukkan bagi lulusan SMA yang memang terkualifikasi berasal dari keluarga yang memiliki perekonomian kurang mampu dalam menyekolahkan anak sampai ke universitas.
(2) Selain itu, program bantuan sosial KIP (Kartu Indonesia Pintar) ataupun KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang diberikan pada keluarga yang kurang mampu dan dalam program KJP keluarga tersebut dapat memanfaatkan uang yang didapat dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sampai untuk pembayaran sekolah yang gratis dan ada juga KJMU (Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul) yang sebagai bantuan biaya peningkatan mutu bagi mahasiswa baik dalam lingkup universitas negeri atau swasta dari keluarga yang tidak mampu.
(3) Kemudian, program PKH (Program Keluarga Harapan) program satu ini yang diberikan oleh pemerintah sebagai perlindungan sosial yang diperuntukkan bagi keluarga sangat miskin dengan harapan kelurga tersebut sadar bahwa pendidikan sangatlah penting untuk masa depan anak yang lebih bermartabat dengan kata lain para perencana sosial disini memberikan konsultasi ataupun menasehatkan kepada keluarga tersebut.
(4) Lalu yang terakhir ada BLT (Bantuan Langsung Tunai) anak sekolah kepada siswa dari keluarga miskin dengan jenjang SD, SMP, dan SMA yang mana mendapatkan bantuan dari pemerintah dengan maksimal Rp 4.000.000. Oleh karena itu, dari berbagai program bantuan sosial dari pemerintah yang diberikan kepada keluarga maupun masyarakat miskin yang telah saya paparkan sebenarnya sudah sangat membantu para keluarga maupun anak-anak sekolah bagi yang tidak mampu membayar biaya sekolah yang tinggi untuk menempuh pendidikan.
Harus dipahami bahwasanya kemiskinan bukan sekedar masalah kesenjangan pendapatan, tetapi lebih dalam lagi terkait ketidakberdayaan, minim pengetahuan dan keterampilan, dan kelangkaan dalam akses pada modal dan sumber daya (human capability) serta jika kalian ketahui pendidikan menjadi bagan dasar dalam human capability  yang menunjukkan kalau pendidikan memiliki peran utama dalam mengatasi atau menuntaskan kemiskinan.Â
Terfokus pada pemerintah ataupun negara, untuk masalah menghadapi penuntasan kemiskinan yang dijadikan sebagai agenda dari perencanaan pembangunan sosial bukan sekedar dapat dicapai melalui pengembangan satu sektor tertentu saja tetapi harus diberbagai sektor penting yang berkenaan dengan kepentingan rakyat banyak. Salah satu program yang penting itu adalah pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan melalui pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas dan  baik, setiap individu atau masyarakat memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan, mempunyai pilihan untuk mendapat pekerjaan yang diinginkan dan pastinya layak, menjadi lebih produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Dengan demikian, dari aksi pemerintah yang telah meluncurkan berbagai program bantuan yang berkenaan dengan pendidikan masyarakatnya yang lebih baik akan dapat memutus mata rantai kemiskinan dan menghilangkan eksklusi sosial, untuk kemudian meningkatkan kualitas hidup dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang menjadi salah satu tujuan dari pembangunan sosial. Dalam perspektif demikian, dibuktikan bahwa negara mempunyai kewajiban atau otoritas penuh untuk menyediakan layanan sosial berupa layanan dalam pendidikan bagi setiap warganya.
Dalam permasalahan terkait rendahnya partisipasi melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang tinggi salah satunya disebabkan karena tingginya tingkat kemiskinan. Maka dapat digaris bawahi, keberlanjutan pendidikan pada anak masih dipengaruhi kemiskinan yang tiada henti dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Sejujurnya, kemiskinan yang dialami oleh keluarga yang sangat miskin juga dikarenakan orang tua yang kurang mendapatkan pendidikan yang layak bahkan yang tidak tamat sekolah sampai jenjang tinggi atau putus sekolah dimasa mudanya sehingga berujung pada kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak dan mendapatkan gaji yang sangat dibawah rata-rata. Hal tersebutlah yang menjadi dasar pada nantinya sebuah keluarga yang latar belakangnya memiliki pendidikan rendah dikarenakan kondisi kemiskinan yang dihadapinya. Maka dari itu, orang tua ataupun anak dari keluarga tersebut akan selalu berusaha untuk memutus rantai kemiskinan keluarganya dengan mendapatkan pendidikan yang tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pada kasus permasalahan sosial satu ini, program yang diberikan pemerintah untuk pendidikan harus terus diupayakan karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan berkualitas juga akan menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas juga untuk kemajuan suatu bangsa agar dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Dikarenakan masalah kemiskinan dan pendidikan masuk ke dalam suatu agenda perencanaan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di segala aspek, kita dapat menganalisisnya berawal dari bidang perencanaan sosial yang mana salah satunya ada yang berkaitan dengan partisipasi dari masyarakat itu sendiri.Â
Dalam mengatasi kemiskinan yang tinggi dan pendidikan yang rendah diharapkan bukan hanya dilakukan pemerintah saja, tetapi masyarakatnya juga turut mengatasi permasalahan tersebut agar permasalahan sosial kemiskinan yang berakibat salah satunya pada pendidikan dalam keluarga akan teratasi, dari masyarakatnya juga dapat tahu akan pentingnya pengembangan diri demi mendapatkan pekerjaan yang bagus dan pendidikan yang tinggi agar kemiskinan mengalami penurunan.
Tindakan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengurangi atau mencoba mengatasi tingkat kemiskinan yang tinggi dan mewujudkan tingkat pendidikan yang berkualitas sebenarnya dapat berdasar dengan strategi pendekatan pembangunan sosial, di antaranya
(1) pertama dari pemerintah atau negara, dimana pemerintah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu telah memberikan berbagai program bantuan untuk masyarakatnya yang mengalami kemiskinan dan kesulitan dalam menempuh pendidikan ditambah memberikan pelatihan bagi masyarakatnya untuk dapat mengembangkan dirinya melalui program yang ada karena bagi pemerintah dengan meningkatkan pendidikan masyarakatnya maka kualitas sumber daya manusianya juga meningkat. Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat untuk mempelajari keterampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan sehingga peran pemerintah terlihat jelas bahwa begitu penting untuk membantu para masyarakatnya yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan askes pendidikan.
(2) kedua dengan individu, dimana mereka membangun usaha pelayanan untuk memberdayakan masyarakatnya sebagai upaya mengatasi kemiskinan agar pembangunan sosial berjalan dengan tujuannya.
(3) Kemudian yang terakhir dapat dilakukan dengan komunitas, dimana antara komunitas dan masyarakat sosial yang peduli akan sekitar dan permasalahan sosial ini dapat mencoba untuk selalu memecahkan masalah tersebut dimulai dari cara megatasi,mencegah, dan setidaknya mengurangi tingkat kemiskinan yang ada agar seluruh masyarakat perlahan-lahan dapat merasakan kesejahteraan dalam kehidupannya seperti mendapatkan pekerjaan yang layak dan pendidikan yang semestinya sehingga hal ini dapat membantu pemerintah juga dalam mengatasi kemiskinan yang tinggi serta tingkat pendidikan yang rendah di Indonesia.
Permasalahan sosial berupa kemiskinan yang memengaruhi pendidikan anak dalam sebuah keluarga terhitung menjadi masalah kesejahteraan sosial yang terdapat dalam suatu masyarakat karena dengan mengalami kemiskinan dalam keluarganya sekaligus pendidikan membuatnya dikatakan tidak mendapatkan hak untuk menjadi masyarakat yang sejahtera.Â
Untuk mengatasi kemiskinan serta pendidikan para perencana sosial dapat menentukan manakah analisis yang tepat untuk memudarkan permasalahan sosial ini dan dilakukannya analisis yang teliti untuk mengatasi kemiskinan guna tidak menjalar ke aspek yang lainnya terutama pendidikan sehingga dijadikanlah sebagai agenda perencanaan pembangunan sosial untuk merubah kehidupan sosial yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya agenda tersebut terkait untuk mengatasi kemiskinan akan segera teratasi dan dapat mewujudkan maksud dari tujuan pembangunan sosial itu sendiri, yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H