Mohon tunggu...
Fayyadh DaffaDzakwan
Fayyadh DaffaDzakwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang remaja baik hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Negara Dalam Memenuhi Kebutuhan Psikologis Individu

27 November 2024   21:58 Diperbarui: 27 November 2024   22:08 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebutuhan Psikologis Individu

Kebutuhan psikologis individu adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosional, mental, dan sosial yang mendalam, yang memengaruhi cara kita berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan ini sangat beragam, namun semuanya berkontribusi pada rasa puas, bahagia, dan sehat secara psikologis. Seiring berkembangnya teori psikologi, banyak ahli yang memberikan kerangka untuk memahami kebutuhan psikologis ini dan bagaimana mereka mempengaruhi kesejahteraan mental.

1. Kebutuhan sosial untuk merasa diterima atau terhubung

Maslow, A. H. (1943). "A Theory of Human Motivation." Psychological Review, 50(4), 370–396. Maslow menjelaskan bahwa setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman dipenuhi, individu membutuhkan rasa keterikatan sosial untuk merasa dihargai dan diterima dalam kelompok. Keterhubungan sosial ini tidak hanya meningkatkan kebahagiaan tetapi juga memberikan rasa identitas dan dukungan emosional yang penting saat menghadapi stres atau kesulitan hidup.

Salah satu kebutuhan psikologis utama individu adalah kebutuhan untuk merasa diterima dan terhubung dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow, di mana setelah kebutuhan dasar seperti pangan dan tempat tinggal terpenuhi, individu memiliki kebutuhan untuk membangun hubungan sosial yang sehat. Menurut Maslow (1943), kebutuhan afiliasi atau sosial—termasuk hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat—merupakan elemen penting dalam mencapai kesejahteraan psikologis.

2. Kebutuhan untuk merasa aman

Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Volume I. Attachment. Basic Books. Individu yang merasa terancam, baik dari segi fisik atau emosional, cenderung mengalami gangguan psikologis yang lebih besar, seperti kecemasan dan depresi. Rasa aman yang kokoh memungkinkan individu untuk berfungsi dengan lebih baik dalam kehidupan sosial dan profesional mereka.

Kebutuhan akan rasa aman adalah aspek krusial dalam kesejahteraan psikologis seseorang. Ini mencakup rasa aman secara fisik, tetapi juga meliputi keamanan emosional dan psikologis. Teori Keamanan Sosial (Social Security Theory) yang dikembangkan oleh John Bowlby dalam konteks teori keterikatan menunjukkan bahwa individu, terutama sejak masa kanak-kanak, membutuhkan rasa aman untuk mengembangkan keterikatan yang sehat. Ketika rasa aman ini terganggu, baik melalui kekerasan, trauma, atau ketidakpastian ekonomi, individu sering kali mengalami kecemasan dan stres yang memengaruhi kualitas hidup mereka.

3. Kebutuhan untuk berprestasi dan mengaktualisasikan diri

Rogers, C. R. (1961). On Becoming a Person: A Therapist's View of Psychotherapy. Houghton Mifflin. 

Menurut Carl Rogers, seorang tokoh penting dalam psikologi humanistik, kebutuhan akan pertumbuhan pribadi adalah esensi dari kesehatan mental yang optimal. Rogers mengemukakan bahwa individu yang diberi kesempatan untuk mengembangkan diri secara bebas dan otentik akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup dan mengalami kepuasan hidup yang lebih besar. Kebutuhan untuk berprestasi tidak hanya mencakup pencapaian dalam karier, tetapi juga dalam hal pengembangan diri, kreativitas, dan kontribusi terhadap masyarakat.

Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri atau mencapai potensi penuh adalah elemen yang sangat penting dalam perkembangan psikologis individu. Maslow dalam teori hierarkinya menyatakan bahwa kebutuhan ini terletak pada puncak, setelah kebutuhan fisik, keamanan, dan sosial dipenuhi. Aktualisasi diri melibatkan pemenuhan potensi diri, pencapaian tujuan pribadi, dan perasaan bahwa hidup memiliki makna.

4. Kebutuhan untuk mengendalikan diri dan memiliki otonomi

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). "Intrinsic motivation and self-determination in human behavior." Springer Science & Business Media. 

Autonomi adalah kebutuhan psikologis yang terkait dengan kebebasan untuk membuat pilihan sendiri, mengontrol hidup, dan merasa bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. Menurut Self-Determination Theory (SDT) yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan (1985), ada tiga kebutuhan psikologis dasar yang perlu dipenuhi agar seseorang merasa sejahtera: kompetensi, keterkaitan, dan otonomi. Otonomi adalah aspek penting dalam menciptakan kesejahteraan psikologis karena memberikan individu rasa kontrol atas hidupnya.

Ketika individu merasa memiliki kontrol dalam kehidupan mereka, baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun pilihan sehari-hari, mereka cenderung merasa lebih puas dan kurang stres. Sebaliknya, kehilangan otonomi—misalnya dalam hubungan yang tidak sehat atau lingkungan kerja yang otoriter—dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dan gangguan mental.

5. Kebutuhan untuk pengakuan dan penghargaan

Erikson, E. H. (1950). Childhood and Society. W.W. Norton & Company. 

Kebutuhan akan pengakuan, penghargaan diri, dan rasa dihargai oleh orang lain juga merupakan kebutuhan psikologis yang sangat penting. Menurut Erik Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya, fase kedewasaan membutuhkan pemenuhan kebutuhan akan pengakuan sosial dan rasa dihargai oleh orang lain, yang tercermin dalam pencapaian dan prestasi yang diakui oleh masyarakat.

Kebutuhan untuk dihargai ini berkaitan erat dengan rasa percaya diri dan harga diri. Ketika individu merasa dihargai oleh orang lain, mereka cenderung lebih merasa puas dengan diri mereka sendiri dan memiliki motivasi untuk terus berkembang. Sebaliknya, kurangnya pengakuan sosial dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakpuasan yang berlarut-larut.

6. Kebutuhan untuk mengatasi stres dan menghadapi ketidakpastian

Gross, J. J. (2002). "Emotion regulation: Affective, cognitive, and social consequences." Psychophysiology, 39(3), 281-291. 

Selain kebutuhan dasar yang lebih "positif", manusia juga memiliki kebutuhan untuk mengatasi dan mengelola stres, kecemasan, serta perasaan negatif lainnya. Teori Regulasi Emosi menunjukkan bahwa individu perlu memiliki kemampuan untuk mengenali, mengatasi, dan mengatur emosi mereka agar dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sosial dan profesional. Keterampilan ini sangat penting dalam dunia yang penuh tekanan dan ketidakpastian seperti sekarang.

Kebutuhan untuk mengatur emosi dan stres termasuk dalam kategori kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi untuk menjaga kesehatan mental. Hal ini melibatkan pemahaman diri, kemampuan untuk menghadapi tantangan emosional dengan cara yang sehat, dan mencari dukungan bila diperlukan.

Kebutuhan psikologis individu mencakup berbagai aspek yang sangat penting dalam pembentukan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Pemenuhan kebutuhan untuk merasa diterima, aman, dihargai, dan mampu mengaktualisasikan diri adalah faktor yang mendukung individu untuk hidup dengan baik dan berfungsi secara optimal. Selain itu, kebutuhan untuk memiliki kontrol dalam hidup dan kemampuan mengelola stres menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami dan memenuhi kebutuhan psikologis ini untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik, sementara negara dan masyarakat juga perlu memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan agar kebutuhan tersebut bisa terpenuhi dengan optimal.

Peran Negara dalam Memenuhi Kebutuhan Psikologis Individu

Kebutuhan psikologis individu mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan kesejahteraan emosional, sosial, dan mental seseorang. Dalam perspektif sosiologi, pemenuhan kebutuhan psikologis ini tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan bagian dari tanggung jawab kolektif yang lebih luas, termasuk peran negara. Negara, sebagai entitas sosial yang memiliki kekuasaan dan sumber daya, memainkan peran penting dalam menciptakan kondisi yang mendukung pemenuhan kebutuhan psikologis masyarakatnya. Secara sosiologis, negara diharapkan dapat berkontribusi dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan dasar psikologis mereka, seperti rasa aman, dukungan sosial, pengakuan, dan kesempatan untuk berkembang. Peran negara dalam memenuhi kebutuhan psikologis individu sangatlah krusial. Negara tidak hanya bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman, stabil, dan inklusif, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang secara pribadi dan profesional. Melalui kebijakan sosial, ekonomi, dan kesehatan yang mendukung, negara dapat memainkan peran yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis warganya. Dengan pemenuhan kebutuhan psikologis yang lebih baik, negara dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun