Mohon tunggu...
Fayang Rizaldi
Fayang Rizaldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budaya Islam di Desa Kasiyan

5 April 2017   23:34 Diperbarui: 5 April 2017   23:51 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum. Yuk, mengenal budaya islam didaerahku. Eitss..tunggu sebelum itu penulis mau menjelaskan arti budaya terlebih dahulu. Budaya terdiri dari dua kata yaitu buddi dan daya, budi berarti akal dan daya berarti kekuatan dalam artian budaya adalah hasil karya cipta masyarakat, maksudnya adalah pola hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke genarasi, unsur – unsur budaya antara lain: agama, adat istiadat, pakaian, bahasa, bangunan dan seni  . Di indonesia saja misalnya memiliki banyak pulau dan berbagai macam suku, yang otomatis menjadikan  budaya indonesia itu beragam. 

Tidak berhenti disitu kebudayaan indonesia juga ada yang berdialog dengan kebudayaan islam, contoh kebudayaan indonesia yang berdialaog dengan kebudayaan islam antara lain tahlil, selametan, dan memperingati hari kematian seseorang. Tahlil dulunya adalah kebudayaan hindu-budha, ritual itu dilakukan dengan cara memberikan sesajen – sesajen yang dipersembahkan untuk para roh nenek moyang kepercayaan mereka, karena masih menganut suatu paham yang dikenal dengan animisme dan dinamisme. 

Kemudian islam masuk ke tanah air dibawa oleh para wali, kemudian para wali mendialogkan antara kebudayaan tersebut dengan kebudayaan islam yang bertujuan untuk memudahkan islam masuk karena kebudayaan tersebut sudah mendarah daging dengan masyarakat indoneisa. Rasanya cukup pengenalan tentang budaya, ayo lanjut ke topik..!!!

Di daerahku didesa Kasiyan, kecamatan Puger, kabupaten Jember, Jawa Timur masyarakat setempatmengenal budaya oncoran atau yang lebih nge-hits dikenal dengan nama pawai obor. Oncoran ini dilaksanakan pada saat tahun baru islam tepatnya tanggal 1 muharam, acara ini dilaksanakan ba’da magrib sampai selesai, acara ini dilakukan dengan cara berjalan mengelilingi desa dan diiringi oleh musik-musik dari kaset maupun secara langsung dari setiap peserta, tidak hanya itu panitia biasanya mengadakan kreasi obor dari masing-masing peserta. 

Peserta dari acara ini adalah santri-santri dari TPA/TPQ dari desa itu sendiri dan ditambah dari partisipan masyarakat sekitar, biasanya terdiri atas anank-anak sampai orang dewasa. Kemudian dilanjut dengan pentas seni diiringi dengan pesta kembang api.  Yang ditampilkan dalam pentas seni biasanya hadrah, qasidah, sholawat dan lain-lain. Penulis rasa cukup pengenalan tentang budaya oncoran, penulis sadar bahwa artikel ini jauh dari kata sempurna maka dari itu butuh kritik dan saran dari para pembaca. Penulis minta maaf bila ada salah-salah kata, akhiru kata wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun