Langkah-langkah:
- Categorical (Kategoris): Menilai hubungan langsung antara elemen-elemen dalam data audit. Contoh: Menganalisis hubungan antara pendapatan yang dilaporkan dan pajak yang dibayarkan.
- Hypothetical (Hipotetis): Mengevaluasi skenario "jika-maka" untuk memahami dampak dari tindakan atau kebijakan tertentu. Contoh: Mengevaluasi dampak jika perusahaan tidak melaporkan pendapatan asing.
- Disjunctive (Disjungtif): Menilai beberapa alternatif atau kemungkinan hasil dari situasi tertentu. Contoh: Menganalisis pilihan perusahaan untuk membayar pajak sekarang atau mengajukan penundaan pembayaran.
Implementasi:
- Analisis Hubungan Langsung: Verifikasi hubungan antara data keuangan utama, seperti pendapatan dan pajak.
- Evaluasi Skenario: Gunakan skenario hipotetis untuk memahami potensi dampak dari berbagai tindakan.
- Pertimbangan Alternatif: Evaluasi berbagai opsi yang tersedia untuk perusahaan dan dampaknya.
4. Modality (Modalitas)
Langkah-langkah:
- Problematic (Problematik): Mengidentifikasi masalah atau risiko potensial yang belum pasti. Contoh: Mengidentifikasi kemungkinan kesalahan dalam pelaporan pendapatan yang memerlukan investigasi lebih lanjut.
- Assertoric (Asertorik): Menyatakan temuan atau fakta yang dikonfirmasi selama audit. Contoh: Melaporkan bahwa laporan keuangan menunjukkan penggunaan dana yang sah.
- Apodictic (Apodiktik): Menyampaikan kesimpulan yang pasti atau tidak terbantahkan dari audit. Contoh: Menyimpulkan bahwa ada penipuan berdasarkan bukti yang ada.
Implementasi:
- Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi dan mencatat risiko potensial atau masalah yang mungkin belum terkonfirmasi.
- Konfirmasi Fakta: Verifikasi temuan dengan bukti yang tersedia.
- Kesimpulan Pasti: Dokumentasikan kesimpulan akhir berdasarkan bukti yang kuat dan tak terbantahkan.
Dengan mengikuti langkah-langkah dari 4 kategori diatas, auditor dapat mengidentifikasi dan mengkategorikan temuan audit dengan cara yang sistematis dan terstruktur. Metode 4:12 Kategori Transendental Kantian memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengevaluasi dan menganalisis data dalam audit investigasi umum dan audit perpajakan, memastikan bahwa setiap aspek penilaian dipertimbangkan dan bahwa hasil audit adalah komprehensif dan terpercaya.
Kesimpulan Memahami Kriteria Transendental Kantian dalam Audit Investigasi Umum dan Perpajakan
Audit investigasi, baik umum maupun perpajakan, adalah proses yang sistematis dan independen untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti guna mengungkap fakta tentang dugaan kecurangan atau ketidakpatuhan terhadap peraturan. Dalam konteks audit investigasi umum, tujuan utamanya adalah menemukan bukti yang mendukung atau menolak dugaan kecurangan atau pelanggaran. Sedangkan audit investigasi perpajakan bertujuan untuk memastikan bahwa entitas mematuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Konsep Transendental Kantian, yang berasal dari filsafat Immanuel Kant, dapat diaplikasikan dalam proses audit melalui Metode 4:12. Kant mengklasifikasikan pengetahuan manusia ke dalam empat kategori utama: Quantity, Quality, Relation, dan Modality. Masing-masing kategori memiliki subkategori yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi dan mengkategorikan temuan audit dengan lebih terstruktur.
Implementasi Metode 4:12 dalam Audit
1. Quantity (Kuantitas)
- Universal: Mengumpulkan dan mengevaluasi seluruh data terkait dalam periode audit.
- Particular: Fokus pada subset data yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.
- Singular: Penyelidikan terhadap transaksi atau kejadian tertentu yang mencurigakan.