Mohon tunggu...
Aldian Faxa
Aldian Faxa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku adalah aku yang sedang mencari siapakah aku. Aku mungkin budak, aku mungkin sarjana, aku mungkin hanya rakyat biasa. Tetapi aku punya mulut punya otak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Balik Kelambu Muda Masa Kini

20 November 2012   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:59 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Efek-efek era globalisasi adalah terbentuknya dunia tanpa sekat, seperti pertukaran informasi pada internet. Pun demikian dengan pergerakan mahasiswa. Dengan berkembangnya IPTEK, maka pergerakan mahasiswa melaju dengan percepatan yang tinggi. Tidak hanya komunikasi satu daerah, tetapi juga daerah yang tidak dapat dijangkau dalam beberapa menit pun bisa tersentuh.

Gerakan pemuda pun lambat laun mengalami sedikit evolusi, dipersenjatai dengan alat di dunia maya menjadikan gerakan meluas dengan mudah. Namun ada kehilangan yang cukup membuat saya khawatir, tampaknya perkumpulan pemuda mulai kehilangan taring meski banyak sekali forum-forum yang diadakan di beberapa daerah.  Sangat disayangkan apabila wacana-wacana, hasil diskusi tidak serta-merta diterjemahkan dalam gerakan in action. Kita boleh berbangga hati masih ada kaum muda yang peduli akan kebersihan, pendidikan bagi anak-anak tidak mampu dan yang putus sekolah, percaturan politik dan birokrasi yang diselewengkan, dan masih banyak macamnya bagaimana mahasiswa mengekspresikan idealismenya.

Agaknya perbedaan zaman turut mengubah perspektif pemuda terhadap tantangan-tantangan yang ada. Mungkin pula alasannya tidak seperti era dulu. Akan tetapi kita tetap mengharapkan kaum muda yang peduli terhadap tanah airnya, terhadap masyarakatnya, dan semua sumber daya-sumber daya yang terkandung di dalamnya. Karena biarpun teknologi informasi meningkat kualitas dan kuantitasnya secara tajam, jangan sampai peran pemuda masa kini menjadi kehilangan arti.

Pemuda, dan oleh karena itu juga mahasiswa, masih menjadi agen pelopor dan gerakan pencipta yang mempunyai kekuatan yang dahsyat apabila bersatu. Tinggal menunggu seberapa kuatkah tekad pemuda, seberapa pedulikah gerakan-gerakan pemuda akan keadaan negeri ini (secara umum) serta seberapa mampukah mereka in action daripada sekadar perdebatan-perdebatan saja. Akhirnya tanah ini masih menunggu "kelahiran" pemuda-pemuda yang memelihara "ibu pertiwi" ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun