OPINI- Pada tahun 2019 akhir dunia dihebohkan dengan kedatangan virus yang sangat mematikan dengan tingkat penularanya sangat begitu cepat. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan negara China, nama dari virus ini adalah Coronovirus yang sering disebut juga Covid-19.Â
Dalam penularanya yang sangat bagitu cepat sehingga membut seluruh dunia terkena dampak dari penularanya yang diawali di negara-negara yang terdekat dengan negara China.Â
Hal ini membaut organisasi WOH (World Health Organization), merupakan lembaga di bawah PBB yang memiliki tanggung jawab terhadap persoalan kesehatan publik internasional, ini meberikan informasi bahwa coronavirus ditetapkan sebagai wabah, dan menginformasikan kepada seluruh negara-negara di dunia agar waspada terhadap virus coronavirus ini termasuk negara Indonesia.Â
Dengan cepatnya penularan virus covid-19 ini setiap negara-negara di dunia mulai bergarak untuk mencegah wabah ini masuk ke negaranya, dan ini juga dilakukan oleh Indonesia dengan memperketat bandara-bandara dalam pengecekan para WNA/WNI yang datang ke Indonesia dengan menggunakan alat transportrasi pesawat terbang, hal ini dilakukan agar virus tidak bisa masuk ke negara Indonesia.Â
Akan tetapi walaupun sudah diperketat dalam pemeriksaan di setiap-tiap bandara maupun pelabuhan yang ada di Indonesia virus covid-19 tetap bisa lolos dan masuk ke Indonesia, yaitu pertanggal 2 Maret 2020 Covid-19 terdetaksi masuk di Indonesia.
Hal ini membuat satu negara heboh dan pemerintah memberlakukan setiap warga Indonesia harus memakai masker, agar terhindar dari penularan virus covid-19 ini.Â
Dengan adanya masuknya virus covid-19 ini dalam pencegahanya dalam penularanya pemerintah juga memberlakukan kagiatan belajar di setiap sekolahan maupun perguruan tinggi malalui rumah atau diri rumah dengan manfaatkan teknologi atau aplikasi seperti zoom, dan google meet.Â
Kegiatan ini di lakukan setiap hari dari tahun 2020 sampai tahun 2022 yaitu tepatnya awal Januari, dan pada awal tahun 2022 PTM sudah di bolehkan oleh pemerintah malaui keminterian pendidikan. Sehingga pembelajaran tatap muka sudah bisa dilakukan tetapi harus memenuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, dan syarat utama adalah harus sudah di vaksin, memekai masker.Â
Kegiatan PTM sudah bisa dilaksanakan karena, kasusu covid-19 sudah mulai membaik dan setiap harinya kasus yang positif tidak lebih dari 1000 kasus, ini dikarenakan sudah hampir seluruh warga negara Indonesia sudah di vaksin. Maka pemeritah mengizinkan dibukanya PTM, agar siswa, dan mahasisiwa bisa belajar secara langsung seperti dulu saat virus covid-19 belum ada.Â
Tetapi dengan di bukanya PTM saat ini pemeritah harus lebih memperkirakan langkah-langkah jika tren positif bisa naik sewaktu-waktu seperti saat, pada bulan Juni sampai Agustus 2021, dengan tingkat positif covidnya sangat tinggi di Indonesia dan dunia.Â
Dengan bekal terjadinya tahun kemarin maka tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan sebulum semuahnya terlambat kususnya pada awal tahun ini yaitu 2022, dengan adanya mutasi varian baru covid 19, yaitu adalah varian Omicron yang sekarang sudah menyebar di negara-negara di dunia dan Indonesia sudah ada yang terdetaksi terkonfirmasi terpapar varian covid Omicron.
Varian covid Omicron ini datang pada saat PTM mulai diberlakukan di Indonesia hal ini memebuat perdebatan dikalangan masyarakat karena ini bisa menimbulakan klaster baru dan bisa membuat varian ini menyebar secara cepat, dengan penyebarnya melalui kalangan anak sekolah serta mahasiswa.Â
Akan tetapi hal ini sudah diperhitungkan oleh pemerintah yaitu dengan malakukan vaksinasi ke 3 untuk memperkebal imunitas di dalam tubuh manusia dan bisa melawan varian baru covid-19 Omicron.Â
Tapi hal ini juga harus di jaga dengan serta tetap selalu manggunakan masker saat berpergian diluar rumah atau saat malakukan kegiatan belajar mengajar di sekolahan maupun di perguruan tinggi yang berada, agar kasus posotif covid-19 tidak naik lagi seperti saat tahun 2021 kemarin.
Dengan dibukanya pembelajaran tatap muka ini sangat disambut atusias oleh banyak kalangan masyarakat, karena bisa menumbuhkan minat tentang belajar menjadi lebih tinggi dan para siswa bisa lebih fokus lagi untuk belajar.Â
Minta belajar makin turun disebabkan kegiatan belajar dilaksanakan di rumah, banyak anak-anak yang hanya bermain ponsel dari pada belajar dan anak-anak juga mengeluh karena bosan, hal ini banyak terjadi pada pembelajaran melalui rumah. Maka dari itu dibukanya PTM pada 2022, Â membuat para pelajar dan mahasiswa sangat manyambut dengan antusias untuk mangikuti kagiatan PTM lagi seperti saat belum adanya coronavirus datang di Indonesia.
PTM sudah dibuka dan aktifitas kembali normal, walupun covid 19 masih ada dan di dunia sedang marasakan kesedihan karena dampak yang ditimbulkan oleh pandemi covid 19 yang membuat ruang gerak manusia dibatasi, seperti para siswa maupun mahasiswa yang malakukan kegiatan belajar untuk mencari ilmu, tetapi terbatas karena virus covid 19, dan membuat semua aktifitas hanya bisa dilakukan di rumah.Â
Dengan adanya pademi ini banyak hal yang dipelajari entah dari kesehatan atau yang lainnya, tetapi yang sebenernya pandemi ini datang sebagai ujian untuk kita semua manusia agar selalu ingat pada sang pencipta alam semesta ini. Semoga tulisan sederhanan ini bermanfaat. Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H