Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bolehkah Memberikan Angpao di Hari Raya?

11 Juni 2018   22:19 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:24 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal menghitung hari Ramadan meninggalkan kita. 30 hari Bulan suci yang penuh keberkahan dan kemuliaan seakan cepat begitu saja berlalu. Tidak sedikit orang yang sudah merindukan bulan Ramadan padahal bulan Syawal pun belum tiba.

Yang masih jelas terekam diingatan saya adalah suasana malam Ramadan yang terasa berbeda dibandingkan malam di bulan lainnya.  

Kalau suasana siang di bulan Ramadan, sepertinya berjalan seperti biasanya saja selain menahan lapar dan haus sampai waktu maghrib tiba, selebihnya kita melakukan aktifitas seperti biasa. Mungkin intensitasnya saja yang berkurang 85% -- 90%.

Lima hari lagi, hari kemenangan itu akan tiba. Kemeriahan lebaran dan sukacita hari raya "aromanya" sudah tercium sangat dekat. Para orang dewasa bersemangat merayakan hari raya di kampung halaman masing dan anak-anak semangat menunggu angpao sementara pecinta kuliner sudah siap menanti panganan khas hari raya.

Berbagi angpao sudah jadi bagian tradisi masyarakat kita, saya pun waktu masih kecil, moment menerima angpao adalah hal yang bikin deg-degan, takut tapi mau. Seperti ketemu gebetan yang udah punya pasangan, senang saat ketemu tapi takut di waktu yang bersamaan.

Entah budaya beri angpao saat lebaran dimulai sejak kapan, dan apakah di tanah arab atau  di zaman rasul sudah ada tradisi ini?    

Angpao sendiri merupakan salah satu budaya dari negeri tirai bambu saat merayakan tahun baru Imlek. Angpao biasanya dibungkus dalam amplop merah yang dalam tradisi dianggap bisa untuk mengusir setan.

Selain itu, warna merah pada amplop memiliki filosofi kemeriahan dan kehangatan. Nilai filosofi lainnya adalah transfer energi atau kesejahteraan untuk orang-orang di sekitar kita.

Lalu bagaimana makna Angpao di hari lebaran yang sebentar lagi kita rayakan? Saling berbagi sesama umat manusia sudah diajarkan di dalam islam, jadi jangan khawatir tentang makna angpao yang dipakai karena itu hanya istilah.

Menebar kebahagian kepada kaum Muslimin baik itu kepada orang dewasa atau pun kepada anak-anak adalah nilai yang baik. Namun ada baiknya bagi para orangtua juga memberikan edukasi kepada anak-anak mereka.

Jangan semua angpao dihabiskan seketika untuk memberi barang yang konsumtif, mungkin bisa di arahkan agar anak-anak kita untuk bersedekah. Jadi kita ajarkan anaknya kita untuk menyisihkan sebagian angpao mereka untuk bersedekah.

Baiknya semua berdasarkan keikhlasan dari si anak, sehingga tidak ada perasaan jengkel saat bersedekah. Dan biarkan si kecil memberikan atau memasukkan sendiri sebagian angpao yang disisihkan kedalam kotak amal.

Selamat hari lebaran, Selamat berbagi angpao.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun