Terbaik menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kata sifat yang artinya paling baik. Contoh kalimatnya; Tim Thomas sudah memberikan usaha terbaik saat dikalahkan Tiongkok di Bangkok kemarin malam.
Pertanyaannya adalah, apakah usaha tim Thomas itu sama baiknya ketika mereka mengalahkan Malaysia di perempat final?
Tim Thomas Indonesia sudah melakukan semuanya yang terbaik namun mendapatkan hasil yang berbeda.
Lalu apa hubungannya dengan menu sahur saya?
Saya hanya ingin memberi gambaran sederhana, bahwa kata terbaik sebagai kata sifat itu bisa di artikan berbeda tergantung dari situasi dan keadaan. Tidak ada tolak ukur pasti apalagi kalau berbicara masalah rasa.
Saya tidak bisa membandingkan bahwa hari ini, menu sahur saya terbaik dibanding hari lalu, kenapa? Karena situasi hari ini dan kemarin pasti berbeda.
Contoh sederhana adalah, saat Ramadan hari ke-2 saya baru terbangun 15 menit sebelum waktu subuh. Menu terbaik saat itu yang terpikirkan oleh saya adalah membuat mie instant, tinggal ambil panci, isi air dan tunggu sampai mendidih, masukkan mie lalu telor kemudian tunggu 3-4 menit jadilah makan sahur saya. Saya masih punya waktu 10 menit untuk makan dan minum.
Lain waktu beda lagi, saya bangun 5 menit menjelang azan subuh, saya ingat betul karena acara Ini Sahur di NET.TV sudah masuk ke segmen pak Ustadz memberikan ceramahnya, Menu sahur terbaik saat itu yang bisa saya dapatkan adalah, air putih dan kurma. Saya makan sebanyak mungkin kurma dan meminum air putih untuk melepaskan dahaga.
Jadi untuk tolak ukur menu sahur terbaik, variabelnya sangat banyak ditentukan oleh beberapa hal.
Saya sempat bertanya kebeberapa kawan mengenai menu sahur terbaik mereka, cerita seorang kawan cukup membuat tersenyum ketika menceritakan menu sahur terbaiknya Ramadan ini.