Generasi muda merupakan aset sebuah bangsa, tidak dapat dipungkiri, keberadaan generasi muda pada sebuah negara memiliki peran penting. Dalam membentuk sebuah negara yang maju dan mandiri, perlu kerjasama seluruh elemen negara.
Memang butuh waktu yang tidak sebentar dalam membangun negara yang maju, terlepas dari apapun itu. Pada zaman ini, tolok-ukur negara dikatakan maju, ialah dilihat dari berbagai karya teknologi yang dihadirkan oleh generasi muda.
Barang tentu hal itu pun ingin dicapai oleh Indonesia, keikutsertaan anak-anak bangsa dalam berbagai olimpiade dunia menjadi tonggak bahwa, negara Indonesia pula patut untuk disebut negara maju.
Sudah banyak prestasi Internasional yang didapat oleh anak bangsa ini, tak hanya satu bidang tapi dalam berbagai bidang. Akan tetapi bidang teknologi memiliki karisma tersendiri, sehingga banyak yang memperhatikan.
Bank Central Asia (BCA) melalui program Bakti BCA, menggelar pertemuan bagi siapa saja yang ingin aktif berpartisipasi, bagi mereka yang ingin mengembangkan keilmuannya akan teknologi. Terkhusus kepada bidang coding, atau lebih dikenal dengan pemrograman.
Kegiatan Corporate Social Responsibility ini, bekerjasama dengan Code Margonda. Bertempat di Menara BCA Grand Indonesia, Jakarta. Pada Rabu, 30 November 2016. Acara tersebut menggunakan konsep talkshow, sehingga yang hadir dapat secara aktif, berdialog dengan para narasumber yang dihadirkan oleh pihak Bakti BCA. Acara ini mengangkat tema, “Bagaimana Start Up Memberikan Manfaat Untuk Anak-anak”.
Hadir sebagai pembicara dalam acara ini, Co-Founder Coding Indonesia Kurie Suditomo, FounderClevio Aranggi Soemardjan, dan CEO Cody’s App Academy Wisnu Sanjaya.
Turut diundang pihak Kominfo, yang diwakili oleh Head of e-Business Technology, Sonny Sudaryana, yang memberikan gambaran secara umum, bagaimana pemerintah memiliki target, untuk mendorong generasi muda membangun start up agar kedepannya, generasi muda Indonesia mampu berkompetisi secara Internasional.
Para pembicara memberikan penyampaian yang menarik, secara garis besar, penyampaian mereka lebih kepada bagaimana mengarahkan minat anak menjadi lebih produktif. Tak hanya itu, para orang tua juga perlu paham, seperti apa kebutuhan anaknya pada masa mendatang, dimana kemungkinan yang paling besar, bahwa anak-anak masa depan sangat membutuhkan pengetahuan berbasis teknologi.