Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Kompasianer Sudah Berdonasi, Kamu?

16 November 2015   07:56 Diperbarui: 16 November 2015   08:06 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok. Pri | Muhammad Rizki Dwi Agustin Ketika ditemui disekolahnya oleh ku, tingkah polah yang sopan, dan semangat jual dalam melanjutkan pendidikan menjadikanku ada rasa malu kepada dirinya."][/caption]Dimulai dengan hadirnya sebuah event hadirkan oleh Kompasiana, event tersebut adalah “Aksi Sosial Kompasiana Community Act” yang digelar sejak 10 oktober 2015. Atas dasar hadirnya event tersebut, aku selaku perwakilan K-Tiga (Komunitas Keluarga Kompasiana) rasanya ingin juga ikut berpartisipasi dalam sebuah tulisan, karena hanya dengan sebuah tulisan aku mampu untuk memberikan yang kontribusi.

Butuh waktu cukup lama untuk mencari sasaran yang dirasa tepat saat itu, hingga setelah banyak menimbang juga meminta saran kepada beberapa teman, akhirnya aku putuskan untuk menuliskan kisah tentang seorang anak SMA yang menurut ku cocok untuk diangkat dalam event tersebut.

Muhammad Rizki Dwi Agustia nama yang ku angkat dalam tulisan event tersebut, perjalanan dari Jakarta menuju Bogor tempat tinggal Rizki butuh waktu yang tidak sebentar, akan tetapi rasa ingin tahu ku kepadanya dan ingin membantunya mengalahkan apapun itu, bahkan harus ku korbankan kelas kuliah ku sebanyak 3 sks untuk mewawancarai Rizki.

Ada rasa sesal ketika harus mengorbankan kuliah dengan kredit cukup banyak, akan tetapi rasa sesal itu terbayar ketika aku mampu mewawancarai Rizki, semangat seorang anak bangsa yang ingin tetap menatap masa depan, tiada rasa khawatir dalam dirinya tentang apa yang akan ia hadapi. Matanya terlihat bergobar penuh dengan semangat, tulus prilaku dalam sopan-santun menghadapi setiap yang ia temui, termasuk aku yang baru ia temui kala itu, tidak sungkan ia mencium tanganku, namun ku tarik karena rasanya belum pantas untuk mendapatkan penghargaan tersebut.

Pun kepuasan tersendiri dengan berbagai kerjasama sehingga kami tidak terlambat menyetorkan tulisan kepada pihak Kompasiana dan KitaBisa. Hadirnya tulisan tersebut tidak hanya peran ku sendiri, namun ada beberapa peran penting teman-teman lain sesama kompasianer, seperti mbak Uli Hartati, Egi Sukma Baihaki dan Zaidi Rahma Habibillah. Namun tidak hanya mereka saja, ada juga beberapa teman diluar kompasianer yang turut membantu ku dalam menemukan Rizki, ia adalah Delita dan Nurika.

Rasanya baru kali itu aku merasakan menghadirkan tulisan dengan kerjasama yang luar biasa, koordinasi dengan pihak kompasiana yang intens, dan pihak KitaBisa cepat tanggap dalam mengolah tulisan yang ku setorkan hingga hadir dalam websitenya.

Perjalanan penulisan untuk sebuah donasi ternyata belum selesai, karena aku dan beberapa teman admin K-Tiga mulai menshare tulisan yang telah diolah pihak lain, hingga hadir di website KitaBisa. Sudah ku sebar tulisan tersebut kepada seluruh no kontak berharap nilai nol dari keperluan donasi naik perlahan-lahan. Tapi sepertinya perjuangan belum selesai sampai ditahap menshare tulisan tapi perlu ada pergerakan yang dimana semesta perlu mendukung pergerakan ini.

Oleh karena itu, aku membuat tulisan ini berharap siapapun yang membaca tulisan ini, setidaknya bisa menyisihkan rezekinya Rp. 20.000,-  saja untuk membantu Rizki. Ya, Rp. 20.000,- memiliki arti besar bagi mereka yang membutuhkan, mungkin saja uang tersebut bisa gunakan untuk sekali makan di pinggir jalan, warteg, jajan di supermarket, beli camilan atau lain sebagainya. Namun untuk seorang anak di ujung Bogor sana, uang tersebut setidaknya bisa menjadi tabungan untuk ia menatap masa depannya.

Harapan kami yang turut andil dalam hadirnya tulisan ini tidak bermuluk-muluk, hanya ingin membantu Rizki melanjutkan pendidikannya, demi pendidikannya dan masa depan salah seorang anak bangsa ini yang mempunyai mimpi besarnya. Kami hanya mempunyai waktu kurang lebih 15 hari lagi sebelum pengumpulan donasi di tutup, dan hingga hari ini dana yang terkumpul baru Rp. 100.401,- kalau di hitung dengan persen, kebutuhannya baru 1 %.

Dengan segala kerendahan hati, semoga dengan tulisan ini setidaknya menggerakan hati siapapun untuk bergerak untuk berdonasi untuk Rizki melanjutkan perkuliahannya. Cerita selengkapnya tentang Rizki bisa dilihat di sini.

Pun bila teman-teman Kompasianer bersedia bergerak berdonasi kepada Rizki, bisa klik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun