Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramai Berdamai Untuk Kehidupan Lebih Baik (Part 2)

10 Oktober 2015   11:33 Diperbarui: 10 Oktober 2015   11:33 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok. Pri| Sesaat setelah sampai di Vihara"]

[/caption]

Kurang lebih 90 menit setelah keluar dari gerbang tol Pasteur, barulah kami sampai di Vihara Vipassana Graha Lembang, Bandung. Para peserta berhamburan keluar dari Bus, udara dingin langsung menyergap para peserta, namun kesegaran di hidup begitu terasa bila dibandingkan dengan kesegaran yang ada di Jakarta.

Segera ketika itu saya hubungi Bunda bahwa saya sudah sampai di Vihara, dan Bunda membalas bahwa sudah dengan Vihara yang menjadi tempat acara ICRP bersama pemuda-pemudi lintas agama dan aliran.

Salah seorang panitia mengajak para peserta untuk menuju salah satu gedung yang berada di komplek Vihara, saya cukup kagum dengan pemandangan asri dan bersih yang dihiasi dengan berbagai ornamen unik, yang bisa jadi ornamen tersebut memiliki makna tersendiri bagi para penghuni Vihara dan jemaah. Akan tetapi saya tidak paham akan arti di balik orgamen indah tersebut, yang saya tahu ada ketenangan yang mendalam ketika hadir di Vihara tersebut.

Setelah sampai disalah satu gedung, kami dipersilahkan masuk dan duduk, juga menyimpan barang-barang bawaaan kami, sajian makan siang pun telah tersaji, namun sebelum makan siang kami para peserta dikumpulkan terlebih dahulu. Lalu, panitia memberikan intruksi untuk memperkenalkan diri masing-masing serta asal perwakilan agama atau aliran dari mana.

 Acara perkenalan cukup lama, karena bisa perwakilan setiap agama dan aliran yang hadir saat itu cukup banyak dan beragam. Bahkan ada beberapa aliran yang baru saya dengar seperti kepercayaan Saptodarmo, Kapitayan dan lainnya.

Sungguh menarik memang dalam pertemuan tersebut kami bisa saling mengenal satu sama lain, bahkan diberikan waktu selama tiga hari dua malam untuk saling mengenal lebih jauh. Mengenal dari pandangan para penganutnya secara langsung, dan tentu keterbukaan pemikiran harus hadir dalam forum ini, karena dengan keterbukaan itulah kita akan mendapatkan banyak ilmu yang ingin kita dapatkan.

[caption caption="Dok. Pri | Bunda dan Tante Chen yang saat itu sedang diambil fotonya oleh Ayah "]

[/caption]

Setelah selasai perkenalan kami pun dipersilahkan untuk makan, dan ketika makan, saya harus kecewa karena tidak ada sajian daging atau ikan saat itu. Saya baru ingat bahwa tempat tinggal saya saat itu adalah Vihara, dan dengan segala kemampuan yang ada, saya menjadi seorang yang mengkomsumsi sayur. Walau sebenarnya sedari kecil saya kurang begitu suka dengan sayur mayur, kecuali sayur asam atau sayur kacang.

Akan tetapi rasa kecewa sedikit terobati, karena gorengan dan pencuci mulut yang bisa mengganjal perut. Juga ketika itu Bunda hadir bersama Ayah yang sudah menanti di depan pintu dimana kami sedang makan, tante Chen langsung menghampiri Bunda dan Ayah, juga mempersilahkan Bunda dan Ayah makan bersama, namun entah mengapa, kala itu Ayah tidak ikut makan, dan lebih ingin berkeliling melihat-lihat Vihara, dan Bunda bersama para peserta dan panitia membaur ikut makan. Bunda juga membawa satu kantong keresek besar kerupuk yang Bunda bagikan sendiri, ya, Bunda bagikan sendiri kepada para peserta dan panitia ketika kami sedang makan bersama. Barulah setelah selesai membagikan Bunda ikut bergabung makan bersama kami.

Setelah makan selesai, Bunda, Ayah dan tante Chen mengobrol ngalor-ngidul, karena tidak paham saya memilih diam, hingga akhirnya Bunda dan Ayah pamit kepada saya dan tante Chen. Saya mengantarkan Bunda dan Ayah hingga mereka pergi, namun sebelum pergi, Bunda memberikan beberapa batang coklat untuk bekal ngemil saya, dan juga satu untuk diberikan kepada tante Chen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun