Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Now: Memahami Internasional Tidak Harus ke Luar Negeri

8 Agustus 2021   16:03 Diperbarui: 8 Agustus 2021   16:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Foto bersama perwakilan dari Afrika pada saat di Global Goals Summit. (Dokpri).

PENGALAMAN

Dengan kemajuan teknologi saat ini hampir menyediakan segalanya bagi kita, sehingga tidak ada batasan informasi lagi dari seluruh penjuru dunia, termasuk untuk kita memahami dunia Internasional.

Sudah banyak media yang dapat memberikan kita informasi kapan saja dan dimana saja kita berapa, informasi tersebut pun selalu update setiap menit, jam dan hari, sehingga sangat membantu kita untuk memahami politik, sosial, ekonomi, sebuah negara.

Jadi kalau kamu hendak mengetahui kondisi di Amerika saat ini, kamu cukup buka media online yang terpercaya, maka akan muncul seluruhnya kondisi saat ini di Amerika, bahkan jika ada yang teman-teman kenal disana, dapat langsung berkomunikasi dengan telponan atau video call.

Teknologi saat ini memfasilitasi setiap kita orang-orang muda yang hendak menambah wawasannya terkait luar negeri atau Internasional, sehingga kita tidak harus keluar negeri dulu untuk mengetahuinya, yang jauh akan semakin terasa lebih dekat.

Peluang ini sering tidak dimanfaatkan dengan baik oleh generasi muda kita saat ini di Indonesia, bahkan kita bisa berteman dengan siapapun meskipun kita tidak harus ketemu dengan mereka.

Pertanyaan menggelitik juga, di era yang serba digital dan arus informasi yang tanpa batas ini, ada berapa teman kamu di luar negeri? Tetapi masih ada juga yang memberikan alasan dengan kendala mereka soal tidak mengerti bahasa Inggris, padahal di handphone mereka semua aplikasi untuk itu sudah tersedia.

RESOLUSI

Melihat fenomena tersebut kita harus mulai percaya diri untuk menggunakan teknologi dengan baik, sebab dunia Internasional itu sekarang tidak jauh, seperti yang kita bayangkan, tetapi dunia Internasional sekarang sudah di depan kita.

Sama halnya kita saat ini menggunakan media sosial yang sifatnya dunia Internasional, tetapi mungkin kita masih jarang menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman-teman kita yang ada di Brazil, Argentina, Afrika atau yang lainnya, padahal peluang untuk berkenalan dan saling berkomunikasi itu sangat besar.

Mari kita sama-sama menyadari kalau kita saat ini bukan hanya sekedar warga negara Indonesia tetapi sudah menjadi warga Bumi, sehingga kita perlu meningkatkan minat kita untuk memahami dunia Internasional, meskipun untuk mengimplementasikannya harus dimana kita berada.

Dengan memiliki wawasan global atau dunia Internasional maka kita akan semakin kaya dengan informasi yang aktual seputar peristiwa yang terjadi di negara-negara lain selain Indonesia.

Kamu tidak harus menempuh jurusan hubungan internasional, baru memiliki peluang untuk masuk di dunia Internasional, sebab saat ini seluruh pemuda memiliki tanggungjawab untuk dunia.

Tetapi tulisan ini bukan melarang diri mu untuk pergi ke luar negeri, atau kamu harus batalkan jika ada peluang ke luar negeri, tetapi tulisan ini lebih memberikan opsi ditengah keterbatasan kita, tetapi harus tetap mampu memaksimalkan dengan kondisi kita saat ini.

Tetapi jika kamu memiliki peluang untuk keluar negeri, manfaatkanlah peluang itu dengan baik, sebagai wujud tanggungjawab mu sekalu pemuda Indonesia untuk Dunia.

Percaya diri dan kemajuan teknologi akan menjadi modal penting untuk kita memahami dunia Internasional, sehingga bahasa atau tidak pernah keluar negeri tidak lagi menjadi hambatan.

Setelah membaca tulisan ini yang sedang kamu pikirkan? Apakah kamu ingin memaki si penulis? Atau kamu menganggap si penulis tolol? Ya itu semua kembali kepada diri mu menilai tulisan ini, tetapi pada hakekatnya tulisan ini hadir untuk mereka yang membutuhkan, jika kamu merasa tulisan ini tidak dibutuhkan berarti tulisan ini bukan untuk diri mu. Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun