Halmahera Utara - Perjalanan di Bumi Hibualamo (Halmahera Utara) tidak begitu lama, namun sangat berkesan dan penuh dengan kenangan.
Hibualamo adalah sebutan rumah adat suku bangsa/klan/hoana yang bermukim di Halmahera. Hibualamo diperkirakan telah ada sejak tahun 1400an. Secara harfiah Hibualamo terdiri dari dua kata yaitu Hibua yang berarti Rumah dan Lamo yang berarti Besar.
Tetapi pada tanggal 18 Mei setelah dari Morotai kita kembali ke Tobelo, perjalanan menuju Tobelo menggunakan Kapal Ferry, lamanya perjalanan kurang lebih 5 jam.
Setiba di Pelabuhan Tobelo kita langsung di sambut oleh Ketua Cabang Tobelo (Ospaldo Madelu sering dipanggil Fedy) yang didampingi oleh Bendahara Cabang.
Kami langsung bergegas menggunakan mobil berwarna putih yang dibawa oleh Kecab, langsung menuju penginapan yang telah mereka siapkan. Karena agenda cabang pada saat ini ada ibadah, maka Kecab langsung membelikan kami nasi untuk makan malam dan mereka lanjut sebentar ke acara ibadah cabang, dan kami istirahat sebentar di penginapan sebari mandi dan makan.
Kemudian berlanjut keesokan harusnya sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Jailolo, kita sempat berkomunikasi dengan PJ Bupati Halmahera Utara namun beliau lagi di luar kota, yang ada hanya Ketua DPRD Halmahera Utara, kemudian kita hubungi dan berjumpa di kantor.
Perjalanan di Bumi Hibualamo memang singkat, tetapi sangat berkualitas dan berkesan, disela-sela menunggu perjumpaan dengan Ketua Sinode kami juga sempat duduk santai di Alun-alun Tobelo bersama Kecab dan Sekcab (Willyam), serta Kecab juga bercerita kalau di Tobelo ada Tugu Nusantara hasil pertemuan AMAN di Halmahera Utara.
Keterangan:
Perjalanan saya di Tobelo (Halmahera Utara) Bisa saja berbeda dengan anda. Perjalanan saya diatur dan dikawal penuh oleh BPC GMKI Tobelo dan Bung Aldri sebagai Kordinator Wilayah 15 GMKI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H