Sebagai aliran yang beragama kepada google dan mengangap teknologi sebagai keselamatan, akan terus menyajikan hal-hal yang dapat dilakukan oleh siapa pun dan dimana pun. Dia tidak akan mampu lagi dibatasi ruang dan waktu.
Itu sebabnya mereka akan tetap bisa dan kapan saja dalam kondisi bagaimana fisik mereka untuk menjalankan kebertuhanannya kepada teknologi, sebab hari-harinya tidak bisa lepas pada teknologi.
Kita sudah pasti bisa membayangkan bagaimana kata makian dilontarkan kepada aliran  "Technology as God", dasar ajaran sesat ini, teori-teori yang tidak memiliki landasan berpikir.
Silahkan saja kita mengkritik hal terbut, namun teori-teori tersebut muncul akibat peristiwa atau realita kondisi manusia saat ini yang sudah menjadi candu pada teknologi.
Ketika teknologi sudah menjadi subyek dalam kehidupan manusi, maka kata-kata diatas yang dianggap hanya sebagai filsafat kosong maka akan segera menjadi kenyataan dan mimpi buruk bagi agama-agama saat ini.
Sedangkan Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis. Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.
PENGAKUAN TECHNOLOGY AS GOD
Jika kita merujuk "Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis."
Maka  "Technology as God" akan sangat mungkin diakui suatu saat, mungkin yang membedakannya dari agam yang menambahkan pendekatan pewahyuaan, sedangkan dalam pemahaman "Technology as God" akan memberikan tempat yang baru untuk kehidupan manusia dengan kemajuan teknologi yang dianggap mereka sebagai Tuhan.
Sorry Bersambung dulu.
Akan saya ulas kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H