Bagi saya, mengucapkan selamat natal atau tidak mengucapkan bukan bagian "Toleransi atau Intolerasi" itu merupakan hal yang tidak perlu kita bahas panjang lebar, dan terus menerus. Sebab hal tersebut bagian dari hak setiap orang mau mengucapkan atau tidak sekalipun dia penjabat publik.
Terlampu kerdil pikiran kita hanya dengan satu bilbot menyimpulkan satu paradigma satu kota, itu pun dengan kebenaran yang belum pasti atau narasi yang masih ambigu.
Pendidikan yang seharusnya kita bangun kepada masyarakat tak hanya sekedar "Toleran" tetapi "Pendidikan Multikultural" sebab jika hanya Toleran, ketika aku tidak menganggu mu dengan ekspresi mu yaitu tolerean, tetapi jika Multikultural kita harus mampu saling memahami dan mengerti mengapa mereka atau kita melakukan sesuatu, sehingga kita dapat mengerti dengan benar. Sehingga sebuah agama pun tidak jatuh pada "Relativisme".
Terkadang kalau menurut saya, masih banyak hal yang lebih penting kita bahas di Kota Pematangsiantar daripada hanya sekedar Toleran-toleran ini, banyak aspek yang penting sering kita lupakan karena terlena bahas issu agama dan agama.
Marilah membangun narasi-narasi yang membangun untuk perbaikan ekonomi dan politik Kota Pematangsiantar yang sudah lama tidak mengalami perbaikan.
Mohon maaf jika tulisan ini membuat bapak/ibu tersinggung.
Oleh: Fawer Full Fander Sihite
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H