Sejarah perumusan sumpah pemuda yang dirumuskan jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia yaitu pada hasil Kongres II pemuda tanggal 27-28 tahun 1928, hal ini patut menjadi pertanyataan yang harus benar-benar kita refleksikan dan kita makna i, mengapa harus dirumuskan Sumpah Pemuda sebelum kemerdekaan Republik Indonesia?Â
Bahwa dengan Sumpah Pemuda terwujudlah pada saat itu yang dikatakan dengan Kebersatuan, dikarenakan pada masa penjajahan benar seluruh masyarakat Indonesia melawan penjajah namun hal itu dilakukan dengan perkelompok-kelompok, atau komunitas-komunitas tanpa ada kesatuan pemahaman, namun dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai pemersatu Republik Indonesia wujud dari kesatuan itu dituangkan pada teks-teks Sumpah Pemuda.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Dengan telah dirumuskannya Sumpah Pemuda maka terwujudlah kenasionalismean dari para pemuda dan pemuda digambarkan sebagai Angkatan Penegas. Yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk kesatuan dan pertahakan kemerdekaan Republik Indonesia pada saat itu.
Setiap regenesari memiliki tantangan yang berbeda dan memiliki konteks kehidupan yang beragam, begitu juga dengan pemuda saat ini, yang sudah mengalami degradasi moral dan juga mengalami degradasi pola pikir dengan melihat realita yang ada pada saat ini pemuda sedang bergejolak antara "Idialismenya dengan Realita", sehingga ketika kita berbicara tentang Pemuda saat ini sudah sepatutunya kita meneteskan air mata darah.Â
Beragam alasan yang dilontarkan oleh pemuda saat ini ketika dikritik tentang hal tanggung jawab selaku pemuda ada yang mengatakan akibat dari IPTEK yang semakin merajalela yang menbuat manusia memajin Individualis.
Namun apakah sesungguhnya persoalannya ada pada IPTEK bukankah Brain Warenya adalah manusia itu sendiri sebagai pengguna teknologi itu. Sehingga yang perlu dipertanyakan adalah pemudanya? Lalu yang menjadi pertannya yang ironis adalah masih memungkinkankah ada kebangkitan kembali semangat para pemuda?Â
Selaku manusia yang memiliki harapan dan cita-cita kita akan selalu menjawab masih, namun realita yang kita lihat pada saat ini ketika kita mengatakan pemuda harus bangkit kembali, pemuda harus merekontruksi semangat Sumpahnya selaku pemuda, disaat itu juga pemuda digambarkan seperti" orang yang sedang di persimpangan jalan" yang tidak mengetahui alamat yang jalas yang ingin ia capai. Langkah seorang pemuda yang tidak memiliki arah tujuan hidup yang jelas sesungguhnya ia sudah melepaskan jubah kepemudaannya.
Terkadang seorang pemuda pun ketika menjadi seorang Mahasiswa tidak mengetahui tujuan ia menjadi mahasiswa untuk apa? Dan apa tanggung jawabnya sebagai mahasiswa pun tidak tahu?Â
Dan bahkan yang lebih para lagi bahwa pegerakan mahasiswa pada saat ini pun sudah merosot dan ambrok dikarenakan pemuda tidak bisa menempatkan yang mana sebagai lawan mereka, dan yang mana yang harus mereka bela, beberapa hal tersebut sangat menunjukkan "pemuda saat ini sedang berada di persimpangan jalan" yang tidak memiliki alamat yang dituju dengan jelas.
(Lestari Simanjuntak) Tidak terasa kita diingatkan kembali dengan hari dimana para pemuda-pemuda yang turut serta berjuang didalam mempertahankan Indonesia dari penjajah asing hingga Indonesia mampu mewujudkan cita-citanya yaitu Indonesia merdeka.Â
Pada saat itu, betapa bangganya rakyat Indonesia ketika tanah air dan seluruh kekayaan boleh dimiliki dan dijaga sendiri (tanpa tekanan dari negara asing). Namun dimasa kekinian kehidupan di Indonesia semakin memperihatinkan.Â
Tak kala kita bisa melihat dan merasakan, perusahaan, pembakaran dari orang-orang serakah yang ingin membuncitkan perutnya sendiri bahkan sikap menghargai tak terlihat lagi, berbagaimasalah yang sudah terjadi dan sedang terjadi mampu membutakan semangat para pemuda untuk membongkar kembali akar dari titik permasalahan.
Sudah jarang kita melihat para pemuda yang memiliki patriotisme didalam menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan, bahkan saat ini pemuda sangat rentan dengan isu-isu yang mampu merusak mental bahkan kesatuan dari Republik Indonesia. Namun sampai saat ini, Indonesia masih memaruhkan sebuah harapan agar kiranya pemuda tetap bersatu dan bersuara didalam memberantas dan ikut serta menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kesejahteraan, serta mengaplikasikan sumpah pemuda yang masih disuarakan hingga saat ini.
Wahai pemuda mari bangkit bersama-sama, mari bersatu untuk kesatuan dan perjuangan pergerakan kesejahteraan dan kemajuan Republik Indonesia. Kita semua selaku pemuda telah bersala, telah mengingkari Sumpah kita, telah menodai Sumapah kita. Sudah saatnya sekarang sadar akan hal itu, sudah saatnya kita bertobat dan meninggalkan cara hidup yang lama yang tidak mencerminkan sebagai seorang pemuda Indonesia.Â
Sumpah Pemuda merupakan Sumpah seluruh Pemuda Indonesia. Bangkitkan kembali pergerakan Pemuda, baik melalui organisasi Intra Kampus dan Organisasi-organisasi kepemudaan demi mewujudkan NKRI yang kita idamankan. Bangunlah bangkitlah Pemuda Republik Indonesia karena di negerimu sudah begitu banyak "serigala berbulu domba" satukan pergerakan memalawan perusak bangsa ini.
Terkhusus para pemuda yang ada dikota pematangsiantar-simalungun mari bangkit kembali, tidaklah mungkin ada perubahan di pematangsiantar-simalungun ini jika pemuda hanya tidur. Sebagai kontrol dan garda terdepat merevolusi pematangsiantar-simalungun haruslah para pemuda yang memiliki spritualitas, Intergeritas dan Profesionalitas.
Pemuda harus kembali ambil bagian dari bidang Keagamaan, Kemasyarakatan dan juga Keperguruan tinggi. Kota Pematangsiantar-Simalungun pasti berubah ketika pemuda bersatu dangan mengingat Sumah dan tanggung jawabnya selaku Pemuda. "Perjuangan belum seselai", "saya butuh 10 pemuda untuk mengoncangkan dunia ini" jangan sekali-sekali melupakan sejarah"(Ir.Soekarno). Tanggung jawab dan harapan yang besar saat ini ada pada pemuda. Bangkit Pemuda, Bangkit Pemuda, Bangkit Pemuda melawan perusak Negeri ini. Merdeka, Merdeka, Merdeka dalam bidang Pendidikan, Ekonomi, Sosial, Budaya, Politik, Agama dan sebagainya. Salam Pemuda.
 FAWER FULL FANDER SIHITE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H