Pada 19 Desember 2024, mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Islam Bandung (UNISBA) kembali mengadakan sosialisasi Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini merupakan kolaborasi strategis dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung yang diwakili oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
Dalam kegiatan kali ini, mahasiswa PWK UNISBA memperkenalkan pendekatan inovatif untuk mendukung pengurangan risiko bencana melalui diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD) dan pembuatan buku saku tanggap bencana. FGD bertujuan untuk merancang jalur evakuasi dan menentukan titik kumpul sementara jika terjadi bencana gempa bumi. Pendekatan ini melibatkan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa perencanaan jalur evakuasi sesuai dengan kondisi lokal dan kebutuhan warga.
FGD: Melibatkan Warga untuk Perencanaan Berbasis Partisipasi
FGD yang dilakukan tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sebagai langkah penting dalam memberdayakan masyarakat. Dalam sesi ini, warga Kertasari diajak untuk berbagi pengalaman dan masukan mengenai kondisi geografis serta rute aman yang dapat digunakan saat bencana terjadi. Hasil diskusi tersebut kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan peta jalur evakuasi bencana yang spesifik untuk wilayah Kertasari.
Buku Saku: Informasi Praktis untuk Masyarakat
Selain FGD, kelompok mahasiswa ini juga menyusun buku saku tanggap bencana gempa bumi. Buku saku ini berisi informasi penting tentang:
Tindakan sebelum, saat, dan setelah gempa bumi.
Peta jalur evakuasi dan lokasi titik kumpul sementara.
Panduan singkat untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi.
Buku ini diharapkan menjadi sumber informasi yang mudah diakses oleh masyarakat Kertasari sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketangguhan desa.
Kolaborasi dengan BPBD dan FPRB
Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan ini, perwakilan FPRB memberikan wawasan tentang pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi berbasis komunitas. Materi yang disampaikan mencakup pembentukan Destana, strategi menghadapi gempa bumi, serta cara memobilisasi masyarakat dalam situasi darurat.
Bapak Ari Lesmana, Ketua FPRB Kabupaten Bandung, mengapresiasi pendekatan yang diambil oleh mahasiswa PWK UNISBA. "Diskusi dan buku saku ini sangat membantu memperkuat program Destana di Kertasari. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, kita bisa membangun kesiapsiagaan yang lebih baik dan berkelanjutan," ujarnya.
Harapan Masa Depan
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga Kertasari. Kepala Desa Kertasari, Ade Sulaiman, menyampaikan bahwa program ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun ketangguhan desa terhadap bencana. "Partisipasi masyarakat dalam FGD dan panduan yang diberikan dalam buku saku adalah bukti bahwa kita bisa bekerja bersama untuk meningkatkan kesiapan dan keselamatan warga," ungkapnya.
Dengan dilaksanakannya sosialisasi Destana yang berfokus pada jalur evakuasi dan buku saku ini, mahasiswa PWK UNISBA berharap masyarakat Kertasari menjadi lebih tangguh menghadapi bencana. Program ini juga diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Bandung dalam mengembangkan strategi mitigasi yang inovatif dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H