Hal pagi, pertama kali yang saya lakukan ketika baru membuka mata adalah, mencari nocil. Impun butut saya, mengecek, siapa tahu ada SMS masuk atau mungkin panggilan tak terjawab. Yang sayangnya, sangat jarang sekali ada (malah curhat). Tapi kadang-kadang ada kawan saya yang emm mungkin kangen (dikeplak pake sapu) ngirim pesan. Dia memang doyan banget kirim pesan tengah malam. Saya balas pagi, dia balasnya tengah malam lagi. Jadi, untuk membahas perihal kabar saja bisa berhari-hari.
Oke, sebenarnya tujuan awal saya adalah hendak bercerita tentang hobi baru. Iya, saya tengah punya hobi baru sekarang. Itu adalah potret memotret. Dan itu sama sekali tak ada hubungannya dengan kebiasaan bangun pagi saya. Apalagi tentang SMS pagi, boro-boro tentang kawan saya itu.
Baiklah, baiklah, langsung kita mulai saja. Saya tak tahu menahu tentang tehnik memotret alaphotographer. Saya juga belum banyak mengenal istilah-istilah perfotografian pun menu-menu yang ditawarkan oleh kamera saku saya. Begitulah, saya hanya memotret berdasarkan intuisi dan perasaan saya sebagai perempuan (halah, iki opo??).
Untuk itu, saya bergabung ke dalam group Kampret (Kompasianers Hobi Jepret) di FB. Di sana banyak sekali ahli di bidang fotografi yang sama sekali tak pelit membagi ilmunya. Saya yang masih newbie di group tersebut hanya berdecak kagum dan bengong melihat koleksi poto-poto mereka. Admin group sering menantang membernya untuk unjuk gigi, memamerkan poto-poto hasil hunting mereka dalam bentuk tulisan beserta gambar lalu di publish di kompasiana.
Tema kali ini adalah garis. Dan saya tak ikut. Kenapa? Karena saya masih newbie (halah alibi), sejatinya, saya tak cukup kreatif menemukan unsur-unsur garis di dalam sebuah poto. Padahal, setiap apa yang kita lihat hampir kesemuanya punya unsur garis. Tergantung kekreatifan masing-masing pemotret mengambil gambar. Dan saya masih sangat dudul perihal ini.
Dalam postingan ini, saya mau memamerkan beberapa gambar amatir yang saya ambil pagi-pagi. Iya, jadi biasanya, jika pagi-pagi setelah dari kamar mandi saya menuju dapur untuk bertanya, “Masak apa hari ini?” kepada Kanjengmami, maka sekarang saya malah berjingkat ke sawah. Bukan untuk bantuin Bapak macul, tapi untuk menjepret matahari yang belum meninggi. Ya, pagi!
[caption id="attachment_176252" align="aligncenter" width="574" caption="Langit terlumuri jingga yang menyemburat - Pagi | fawaizzah.doc"][/caption] [caption id="attachment_176256" align="aligncenter" width="553" caption="Pagi dan pohon jati | fawaizzah.doc"]
Weekly Photo Challenge: Garis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H