Untuk mempermudah pemahaman peserta lantas Yuditeha memberikan cara praktis untuk menulis cerita pendek. Mulai dari menemukan ide, sudut pandang, pengemasan dialog, menciptakan peristiwa, alur, dan ending. Ia juga memberikan contoh langsung atas semua materi yang ia bagikan.
"Ide tidak datang cuma-cuma tetapi harus diperoleh melalui suatu jalan yaitu PEKA, yang dapat diasah melalui pengamatan dan membaca. Seperti cerpen saya Kesepakatan Gila yang pernah dimuat di Solo Pos," pungkas Yuditeha.
SLG yang diselenggarakan setiap bulan ini benar-benar menginspirasi serta mampu membuka mata hati generasi tentang pentingnya literasi.
"Sangat menarik. Menginspirasi. Saya jadi mengerti dan termotivasi untuk menulis," ungkap Farah, mahasiswi STKIP PGRI Ponorogo angkatan 2019.Â
Red/Sri Wahyuni (Tim SLG STKIP PGRI Ponorogo).
Tulisan pernah dimuat di Kabar Ponorogo edisi 2 Oktober 2019.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H