1).Â
Sajak Mata Ibu
Aku menemukan darah rindu di matamu
Berbaris rapi mengalir, menembus sepi
Sesekali sampai ke puncak hati
Aku menemukan sajak-sajak rindu di matamu
Tersusun rapi mengikuti imajinasi
Aku terus memandang matamu di antara
Imajinasi yang lalu-lalang
Begitu liar
Siap menerkam
Di matamu kutemukan sajak rindu
yang begitu syahdu
Menusuk kalbu
2).
Ranjang Kamar
Hayati ibuku, ada syair serupa harum keringatmu
Berbekas di tepi ranjang kamarku
Merasuki ingatan dan
Syair serupa harum keringatmu hinggap di pohon sawo
Ku petik daunnya lalu ku simpan
Hayati ibuku, inginku kalungkan sebait syair di jantungmu
Lengkap dengan tetesan hujan dan sisa senja yang kugenggam
3).
Pesan Ibu
Malam ini
Ku eja kembali pesan-pesanmu ibu
Agar aku tak bercumbu dengan sunyi
Agar aku tak bersetubuh dengan sepi
Ada yang bersembunyi di balik malam sunyi
Kau yang berhati sutera
Membawa seonggok rindu dalam dekapku
Aku terdiam dalam bilik sunyi
4).
Musim RinduÂ
Musim rindu telah tiba
Aku mulai gelisah, cemas tak tentu arah
Musim rindu telah tiba
Diiringi tetesan sepi yang enggan menepi
Ditemani gemuruh sunyi yang kian menjadi
Biarlah kita saling mengundang dalam imajinasi
Bertemu, bercanda, lalu terserah kita
5).
Tubuh Rindu
Aku tak pernah lelah
Melepas helai demi helai kain
yang menutup tubuh rindu
Lalu ku cium, ku peluk
Memeluk tubuh rindu!
Aroma rindu jelas tercium
Meliuk lalu menusuk hidung
Aku menunduk.
6).Â
Nyanyian Rindu
Sepanjang penantian, seberjarak kesepian
Setungkup rindu dan sebongkah kangen menyanyikan lagu
dalam bahasa yang sulit kupahami
Dada yang sesak oleh himpitan rindu
Seolah menangis sambil memanggil namamu
Berharap rindu pergi
Lalu dada kembali menari
Musykil!
Rindu bersegera menggerogoti otak
Dan sesak di dada semakin terasa
Ada elang di kepala, juga gagak
Rindu melayang-layang di dinding tembok otak
Terbentur pojok lalu melayang lagi
***
Biodata Penulis:
Sri Wahyuni. Lahir, di Ponorogo, 30 September 1996. Gadis yang tidak pernah membayangkan menjadi penulis. Namun dalam perjalanannya, dunia kata telah memperkosanya hingga ia jatuh hati pada dunia kata. Berawal dari peristiwa itu hingga kini dunia kata adalah kekasih sejatinya. Dunia kata juga telah menghantarkan tulisannya sampai ke berbagai media dalam berbagai bentuk tulisan, seperti artikel, cerpen,maupun puisi. Saat ini tercatat sebagai mahasiswi sekaligus koordinator Sekolah Literasi Gratis STKIP PGRI Ponorogo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H