Apa faktor penyebab Negara Sri Lanka mengalami krisis ?
Dilihat dari segi Ekonomi, Negara Sri Lanka mengandalkan perekonomiannya pada ekpor pertanian. Pada tahun 1987 negara ini sebagai penyumbang 24.2 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan untuk sektor lain yang menyumbang PDB adalah industri, transportasi, komunikasi, perdagangan, Â dan konstruksi.Â
Pada tahun 2022 kenapa bisa krisis? yang pertama kita ketahui adalah  Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) pada bulan April lalu mengumumkan bahwa tidak mampu membayar hutang sebesar U$$ 51 Miliar terhadap utang luar Negeri.Â
Sedangkan per akhir 2021  utang luar negeri Sri Lanka mencapai US$ 50,72 miliar. Jumlah tersebut sudah 60,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan ketersediaan cadangan Devisa per Maret 2022 tercatat  US$ 1,72 miliar, terendah sejak November tahun lalu dan cadangan devisa negara ini terus mengalami penurunan selama tiga bulan beruntun
Â
Bagaimana Dampak Ketersediaan Candangan Devisa suatu Negara ?
Devisa merupakan barang yang memiliki value (emas atau valuta asing) dan bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional.
Kegiatan Ekonomi Internasional, seperti ASEAN, IMF, OPEC, WTO dan lain sebagainya tentunya mempunyai relevansi yang erat terhadap ketersediaan cadangan Devisa suatu Negara.Â
Karena di Era globalisasi sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap negara di dunia ini terlibat dalam perdagangan Internasional untuk mencukupi kebutuhan suatu negara.Â
Aktivitas perdagangan Internasional tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan cadangan Devisa dalam negara tersebut. Semakin menipis ketersediaan cadangan Devisa negara, maka akan berdampak buruk terhadap ekonomi negara tersebut, atau yang sering terjadi adalah inflasi dan krisis.
Ketersediaan cadangan Devisa suatu negara juga menggambarkan kemampuan suatu negara dalam melakukan kegiatan Ekonomi skala Internasional.
Lalu bagaimana  cadangan Devisa di Indonesia?Â
Sekian para pembaca, semoga artikel ini dapat menambah wawasan kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H