Sebelum menjawab pertanyaan itu, alangkah baiknya kita mengetahui apasih yang dimaksud dengan bahasa? Ya, bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer (manasuka) yang dipergunakan manusia untuk berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Bahasa adalah hal yang penting dalam kehidupan.Â
Melalui bahasa manusia mampu menujukkan eksistensinya sebagai makhluk yang sempurna. Perkembang suatau bahasa berdasarkan sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup makna yang dapat dipahami, kesepakatan yang bersifat arbitrary, terbatas namun produktif.Â
Setiap bahasa memiliki keunikan tersendiri yang tidak sama dengan bahasa lainnya, serta memiliki kaidah yang universal. Pada dasarnya, setiap bahasa mempunyai pola tata bahasa yang berbeda-beda, namun tidak sedikit banyak kesamaan dari segi kosakata, pelafalan dan lain sebagainya.
Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia, karena tanpa bahasa manusia tidak akan dapat berkomunikasi satu sama lain untuk menjalankan sendi kehidupannya. Beberapa negara menggunakan bahasanya masing-masing seperti inggris, prancis, spanyol, jepang, korea dan lain sebagainya.Â
Di indonesia sendiri terdapat banyak sekali bahasa yang dipergunakan, ada sekitar 718 bahasa daerah dan bahasa Indonesia itu sendiri sebagai bahasa resmi nasional. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.
Mungkin sebagian dari kalian menjadi lebih penasaran mengenai pembahasan kali ini, lantas muncul pertanyaan lain seperti apa bahasa pertama di dunia? Bagaimana bahasa dimulai dan dari kapan? Lantas bagaimana bisa bahasa menjadi banyak, dan pertanyaan intinya dari manakah asal muasal bahasa itu sendiri? Berikut penulis jelaskan ya.
Penulis pernah membaca mengenai "Humankind Emerging" oleh Bernard Campbell yang menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui dan tidak akan pernah tahu bagaimana atau kapan bahasa dimulai. Namun hal tersebut terjadi karena dirasa sangat sulit untuk membayangkan fenomena budaya yang lebih penting dari perkembangan bahasa.
Akan tetapi penulis mempunyai jawaban lain mengenai asal muasal bahasa. Ada dua pandangan mengenai asal muasal bahasa, yang pertama berdasarkan the devine source bahwa bahasa berasal dari Tuhan, dan yang kedua berdasarkan the natural sound source bahwa bahasa berasal dari imitasi suara alam.
Langsung saja yang pertama, berdasarkan keyakinan atau perspektif agama bahwa bahasa berasal dari Tuhan. Contohnya seperti dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah :31 yang artinya, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah: 31).
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwasannya Allah telah mengajarkan nama-nama kepada Nabi Adam yang mana nama-nama tersebut bagian dari simbol bahasa. Tidak ada keterangan bagaimana proses belajar-mengajar tersebut, namun yang jelas bahwasannya bahasa berasal dari Allah.Â
Perangkat bahasa yang diciptakan oleh Allah sudah terpasang dengan sempurna dalam tubuh manusia seperti akal pikiran, penglihatan, pendengaran, mulut, lidah, tenggorokan dan lain sebagainya.
Lalu yang kedua berdasakan the natural sound source atau imitasi suara alam, bukti ini merupakan hipotesis mengenai asal usul bahasa. Selama berabad-abad banyak teori yang telah dikemukakan dan hampir semuanya telah ditentang, diabaikan bahkan seringkali diejek.Â
Namun setidaknya setiap teori dapat menjelaskan sebagian kecil dari apa yang kita ketahui mengenai bahasa. Ada beberapa hipotesis teori mengenai asal muasal bahasa dan merupakan teori tertua dan paling umum tentang bagaimana bahasa dimulai:
- Teori Bow-Wow
Berdasarkan teori ini, bahasa dimulai ketika nenek moyang kita mulai menirukan suara alam di sekitar mereka. Biasanya ditandai dengan kata-kata bergema seperti suara moo, meow, splash, cukko, dan lain sebagainya yang disebut sebagai onomatopea.Â
Namun relatif lebih sedikit karena kata ini bervariasi dari bahasa satu ke bahasa lain. Misalnya seperti gonggongan anjing yang terdengar ham ham di Albania, wang-wang di China dan au au di Brazil ditambah banyak kata onomatopea yang berasal dari masa kini, tidak semuanya berasal dari bunyi alam.
- Teori Ding-Dong
Teori ini menjelaskan bagaimana bahasa berasal atau muncul sebagai respon terhadap kualitas esensial objek di lingungan. Teori ini disukai oleh Plato dan Pythagoras. Terlepas dari beberapa contoh langka simbolisme suara, tidak ada bukti persuasif, dalam bahasa apapun, dari hubungan bawaan antara suara dan makna.
- Teori Pooh-Pooh
Teori ini menjelaskan bahwa bahasa berasal dari interjeksi jeritan, atau suara yang spontan seperti "aduh", "oh" dan emosi lainnya. Namun, kekurangannya yaitu tidak ada bahasa yang mengandung banyak interjeksi bahwa tarikan nafas dan suara-suara lain yang digunakan dengan cara ini memiliki sedikit hubungan dengan vokal dan konsonan yang ditemukan dalam fonologi (ilmu tentang bunyi).
- Teori La-La
Ahli bahasa Denmark Otto Jespersen menyarankan bahwa bahasa mungkin telah berkembang dari suara yang terkait dengan cinta, permainan, dan (terutama) lagu. Namun, seperti yang dicatat oleh David Crystal dalam "How Language Works" (Penguin, 2005), teori ini masih gagal untuk menjelaskan kesenjangan antara aspek emosional dan rasional dari ekspresi ucapan.
- Teori Yo-He-Ho
Menurut teori ini, bahasa berevolusi dari gerutuan, erangan, dan dengusan yang ditimbulkan oleh kerja fisik yang berat. Meskipun gagasan ini mungkin menjelaskan beberapa fitur berirama bahasa, itu tidak menjelaskan dari mana kata-kata berasal.Â
Seperti yang dikatakan Peter Farb dalam "Word Play: What Happens When People Talk" (Vintage, 1993): "Semua spekulasi ini memiliki kekurangan yang serius, dan tidak ada yang dapat bertahan dari pengamatan yang cermat dari pengetahuan saat ini tentang struktur bahasa dan tentang evolusi bahasa kita."
Itulah jawaban dari pertanyaan yang muncul di awal tadi, mengenai asal muasal bahasa. Tapi apakah semua pertanyaan mengenai asal-usul bahasa tidak dapat dijawab?Â
Jawabannya belum tentu, karena selama 20 tahun terakhir para linguist dan sarjana lainnya yang ahli dalam bidang genetika, antropologi dan lain sebagainya telah terlibat dalam penelitian mengenai asal usul bahasa, dan hal tersebut tidaklah mudah.Â
Sekian yang dapat penulis paparkan, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian mengenai bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H