Mohon tunggu...
Favian Gisala Marzuq
Favian Gisala Marzuq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Inggris

Nothing Puzzles God.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dari Manakah Asal Muasal Bahasa?

28 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 28 Mei 2022   07:04 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu yang kedua berdasakan the natural sound source atau imitasi suara alam, bukti ini merupakan hipotesis mengenai asal usul bahasa. Selama berabad-abad banyak teori yang telah dikemukakan dan hampir semuanya telah ditentang, diabaikan bahkan seringkali diejek. 

Namun setidaknya setiap teori dapat menjelaskan sebagian kecil dari apa yang kita ketahui mengenai bahasa. Ada beberapa hipotesis teori mengenai asal muasal bahasa dan merupakan teori tertua dan paling umum tentang bagaimana bahasa dimulai:

Berdasarkan teori ini, bahasa dimulai ketika nenek moyang kita mulai menirukan suara alam di sekitar mereka. Biasanya ditandai dengan kata-kata bergema seperti suara moo, meow, splash, cukko, dan lain sebagainya yang disebut sebagai onomatopea. 

Namun relatif lebih sedikit karena kata ini bervariasi dari bahasa satu ke bahasa lain. Misalnya seperti gonggongan anjing yang terdengar ham ham di Albania, wang-wang di China dan au au di Brazil ditambah banyak kata onomatopea yang berasal dari masa kini, tidak semuanya berasal dari bunyi alam.

  • Teori Ding-Dong

Teori ini menjelaskan bagaimana bahasa berasal atau muncul sebagai respon terhadap kualitas esensial objek di lingungan. Teori ini disukai oleh Plato dan Pythagoras. Terlepas dari beberapa contoh langka simbolisme suara, tidak ada bukti persuasif, dalam bahasa apapun, dari hubungan bawaan antara suara dan makna.

  • Teori Pooh-Pooh

Teori ini menjelaskan bahwa bahasa berasal dari interjeksi jeritan, atau suara yang spontan seperti "aduh", "oh" dan emosi lainnya. Namun, kekurangannya yaitu tidak ada bahasa yang mengandung banyak interjeksi bahwa tarikan nafas dan suara-suara lain yang digunakan dengan cara ini memiliki sedikit hubungan dengan vokal dan konsonan yang ditemukan dalam fonologi (ilmu tentang bunyi).

  • Teori La-La

Ahli bahasa Denmark Otto Jespersen menyarankan bahwa bahasa mungkin telah berkembang dari suara yang terkait dengan cinta, permainan, dan (terutama) lagu. Namun, seperti yang dicatat oleh David Crystal dalam "How Language Works" (Penguin, 2005), teori ini masih gagal untuk menjelaskan kesenjangan antara aspek emosional dan rasional dari ekspresi ucapan.

  • Teori Yo-He-Ho

Menurut teori ini, bahasa berevolusi dari gerutuan, erangan, dan dengusan yang ditimbulkan oleh kerja fisik yang berat. Meskipun gagasan ini mungkin menjelaskan beberapa fitur berirama bahasa, itu tidak menjelaskan dari mana kata-kata berasal. 

Seperti yang dikatakan Peter Farb dalam "Word Play: What Happens When People Talk" (Vintage, 1993): "Semua spekulasi ini memiliki kekurangan yang serius, dan tidak ada yang dapat bertahan dari pengamatan yang cermat dari pengetahuan saat ini tentang struktur bahasa dan tentang evolusi bahasa kita."

Itulah jawaban dari pertanyaan yang muncul di awal tadi, mengenai asal muasal bahasa. Tapi apakah semua pertanyaan mengenai asal-usul bahasa tidak dapat dijawab? 

Jawabannya belum tentu, karena selama 20 tahun terakhir para linguist dan sarjana lainnya yang ahli dalam bidang genetika, antropologi dan lain sebagainya telah terlibat dalam penelitian mengenai asal usul bahasa, dan hal tersebut tidaklah mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun