Ketika kita berselancar di internet, terkadang ada beberapa hal yang terjadi pada kita. Salah satunya yaitu tersesat sesaat. Ya memang terkadang kita tersesat disebuah aplikasi, entah itu Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Namun, ketika kita butuh hiburan kebanyakan dari kita akan membuka Youtube dengan menonton beberapa video di dalamnya. mengalir saja, seperti benar-benar tenggelam dan tersesat di aplikasi tersebut.
Sedikit bercerita mengenai pengalaman saya, dan mungkin hanya terjadi pada diri saya sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan jika kalian mencoba mendengarkan lagu ini, kalian akan merasakan hal yang sama, atau malah lagu ini bukan selera kalian sama sekali?
Lagu yang membuat saya terngiang-ngiang ini puitis sekali, terinspirasi dari salah satu penyair terkemuka di Indonesia yaitu Pak Sapardi Djoko Damono. Beliau merupakan salah satu penyair yang saya kagumi dari sekian banyak penyair. Dengan karya-karya beliau yang sangat luar biasa indahnya, salah satunya yaitu antologi puisi "Hujan Bulan Juni". Dengan kumpulan puisi-puisi yang luar biasa tersebut membuat seorang Jason Ranti membuat single khusus yang berjudul "Lagunya Begini Nadanya Begitu" diciptakan Jason untuk penyair Sapardi Djoko Damono dan ia bawakan bersama Iwan Fals pada April 2019 dan Februari 2020. Tidak heran memang, jika kita pernah mendengar atau membaca karya-karya puisi Hujan Bulan Juni akan langsung sadar ngeuh gituh, bahwa lagu yang dibahas sekarang ini sangat kental sekali, bahkan familiar sekali dengan puisi pak Sapardi.
Lagu ini dirilis pada tahun 2019 melalui kanal YouTube Departemen Penerangan Jason Ranti. Berikut adalah lirik "Lagunya Begini Nadanya Begitu" karya Jason Ranti.
Berlayar ke Depok di waktu pagi hari
Sambil menulis lirik untuk lagu pop
Bilangnya begini, maksudnya begitu
Kita abadi, yang fana itu waktu
Barangkali hidup adalah doa yang panjang
Tapi oh sayang doanya mesti seragam
Karena tak dapat kuungkapkan kata yang paling cinta
Kupasrahkan saja di dalam Dia
Aku tak ingin menangis
Menerka gerimis
Di sepanjang lorong itu
Aku tak ada nyali
Oh Pak Sapardi
Aku ingin ngopi dengan sederhana
Di bulan Juni
Dengan murid cantikmu di UI
Â
Ada berita apa hari ini, Dian Sastro?
Hidungmu abadi nyaris seperti puisi
Lagunya begini, nadanya begitu
Maknanya tak ada mirip seperti pejabat
Ternyata hatiku hanya selembar daun
Ah sialan, ku mudah terombang-ambing
Tapi kutahu Tuhan kan merawat segalanya
Sebab katanya Jakarta itu kasih sayang
Aku tak ingin menangis
Menerka gerimis
Di sepanjang lorong itu
Aku tak ada nyali
Oh Pak Sapardi
Ku hanya ingin ngopi dengan sederhana
Di bulan Juni
Dengan murid cantikmu di UI
Hei Pak Sapardi
Terus terang belakangan kuingin jadi penyair
Karang senjata lawan Taufiq Ismail
Bolak-balik 7-Eleven, kutulis syair
Sebab kurasa di sana sangat spirituil
Ku tak bisa nulis yang indah
Dan berbunga-bunga
Yang kuingin langsung saja menikam di hati
Ku tak rela kau menangis
Menerka gerimis
Di sepanjang lorong itu
Aku tak sanggup lagi
Oh Pak Sapardi
Lihat Ari Reda jualan tiket
Di Cikini
Bikin konser mini merayakan puisi
Oh Pak Sapardi
Doa kami kirim dari sini
Oh cinta kami beri cuma-cuma
Doa kami kirim dari sini
Nah, seperti itu kurang lebih lagu yang membuat saya terngiang-ngiang sampai saat ini. Untuk yang ingin lebih tahu mengenai lagunya bisa langsung saja buka aplikasi Youtube atau Spotify atau mungkin platform lain dengan keyword "Lagunya Begini Nadanya Begitu". Selamat mencoba, semoga suka dengan lagunya. Sampai ketemu di artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H