Mohon tunggu...
Fauzyana Luthfiani
Fauzyana Luthfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Everything is possible even the impossible.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Ancaman Hoaks Covid-19 bagi Warganet di Masa Pandemi, Bahayakah?

9 April 2021   19:22 Diperbarui: 22 April 2021   19:52 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selain itu, pada November 2020, Katadata Insight Center bekerjasama dengan Kominfo untuk melakukan Survei Literasi Digital Indonesia di 34 Provinsi dengan total responden 1.670 orang yang mengakses internet. Kesimpulan dari survei tersebut bahwa 30-60% responden mengaku terpapar hoaks; 40-55% yakin tidak akan menyebarkannya; 21-30% dapat mengidentifikasi hoaks; 11% pernah menyebarkan hoaks karena tidak terlalu memikirkan kebenaran berita/informasi yang diterima. Pada survei ini juga disimpulkan bahwa keluarga dan tetangga menjadi sumber sekaligus target utama berbagi informasi, yang medianya melalui Whatsapp dan Facebook. Adapun sumber informasi yang paling dipercaya ialah informasi dari tokoh agama, lalu disusul keluarga dan ketua RT/RW.

Pada dasarnya, segala informasi memiliki potensi mempengaruhi kepercayaan atau sikap individu. Semakin banyak terpapar hoaks, maka warganet akan semakin bingung mana informasi yang dapat dipercaya dan mana yang tidak. Apabila informasi tersebut datang dari pihak yang dipercayainya, maka individu akan mudah percaya bahwa informasi itu benar dan segera menyebarkannya. Memang sudah sepatutnya bagi seluruh warganet untuk cerdas dalam berinternet, yang mana warganet dapat berpikir kritis terhadap informasi yang diterimanya serta tidak tergesa-gesa untuk menyebarkannya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa situs web yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah informasi yang diterima warganet hoaks atau bukan, yaitu cekfakta.com dan turnbackhoax.id. Ada juga aplikasi bernama Hoax Buster Tool yang dapat diunduh di Google Playstore. Informasi-informasi yang sudah terkonfirmasi hoaks juga dapat ditemukan di website resmi pemerintah, yakni kominfo.go.id dan covid19.go.id.

Gelombang infodemik berupa hoaks dan informasi palsu terkait Covid-19 yang terjadi di berbagai platform media sosial dapat diredam apabila setiap individu pengguna internet memiliki kompetensi literasi digital yang baik serta bertanggung jawab atas segala konten digital masing-masing. Menangkal hoaks bukan hanya tugas pemerintah dan aparat berwajib, namun juga tugas kita semua sebagai warganet untuk selalu bijak dalam berinternet. 

Daftar Pustaka

E-book:

Banyumurti, Indriyatno. 2018. Antisipasi Hoaks. Jakarta: Banyumurti.net. Dari http://literasidigital.id/

Banyumurti, Indriyatno. 2018. Mengenal Hoaks. Jakarta: Banyumurti.net. Dari http://literasidigital.id/ 

Yuliarti, Monika Sri. 2020. Literasi Digital dan Infodemik: Sebuah Upaya Menghadapi Banjir Informasi pada Masa Pandemi COVID-19 dalam Kolaborasi Lawan (Hoaks) COVID-19: Kampanye, Riset dan Pengalaman Japelidi di Tengah Pandemi. Yogyakarta: Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UGM. Dari http://literasidigital.id/

Jurnal:

Bechmann, A. (2020). Tackling Disinformation And Infodemics Demands Media Policy Changes. Digital Journalism, 8(6), 855-863.

Juditha, C. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya. Jurnal Pekommas, 3(1), 31-44.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun