Mohon tunggu...
FAUZUL IKFANINDIKA
FAUZUL IKFANINDIKA Mohon Tunggu... Guru - Redaktur

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Book

Seni Berperang

29 November 2024   17:54 Diperbarui: 29 November 2024   17:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sun Tzu juga menyarankan agar seorang pemimpin mengenal musuh dan dirinya sendiri. "Jika Anda mengenal musuh dan diri Anda sendiri, Anda tidak perlu takut pada hasil 100 pertempuran. Jika Anda mengenal diri Anda sendiri tetapi tidak mengenal musuh, setiap kemenangan yang Anda raih akan berujung pada kegagalan. Jika Anda tidak mengenal diri Anda sendiri maupun musuh, Anda akan menyerah dalam setiap pertempuran."

Kemenangan dalam peperangan menurut Sun Tzu tidak bergantung pada kehancuran yang besar, tetapi pada kemampuan untuk mengalahkan dan menguasai musuh. Kemenangan seperti ini memerlukan perencanaan yang matang. Sun Tzu memberikan daftar taktik yang bisa diterapkan selama perang, di antaranya menyerang rencana musuh, memisahkan musuh dari sekutunya, dan menyerang pasukan musuh hanya sebagai upaya terakhir.

Selain itu, Sun Tzu mengilustrasikan pentingnya tidak terburu-buru dalam pengepungan. Ia menceritakan tentang Kaisar Taiwu yang, setelah menerima hadiah yang membuatnya merasa dihina, secara impulsif menyerang sebuah kota dan akhirnya menderita kerugian besar. Pemimpin harus menjaga ketenangan dan kendali atas emosi mereka, bahkan dalam situasi yang paling menantang sekalipun.

Sun Tzu juga menguraikan lima keadaan yang dapat mengindikasikan kemenangan: pertama, memahami kekuatan musuh dan kekuatan sendiri untuk pengambilan keputusan yang strategis; kedua, keahlian dalam memanfaatkan kekuatan kecil dan besar secara efektif; ketiga, kemampuan untuk menyatukan pasukan menuju tujuan bersama; keempat, melatih kesabaran ketika musuh mulai goyah; dan kelima, memastikan bahwa kepentingan pribadi tidak mengkompromikan keputusan strategis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun