Mohon tunggu...
FAUZUL IKFANINDIKA
FAUZUL IKFANINDIKA Mohon Tunggu... Guru - Redaktur

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Berpikir Positif Mengubah Khawatir Menjadi Kondusif

13 September 2023   05:38 Diperbarui: 13 September 2023   05:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa kamu punya perasaan tidak berdaya?

Kedua, coba ubah perasaan tersebut ke arah yang lebih positif.

Lakukan terus menerus ketika kamu bangun tidur, melihat ke cermin dan ucapkan kata yang positif. Lalu ketika di malam hari sebelum tidur, coba katakan kepada dirimu sendiri hal positif apa saja yang terjadi di hari itu dan hal apa yang ingin kamu capai keesokan harinya. Saat ingin menjalani sebuah pertemuan penting, katakan kepada diri sendiri dengan penuh keyakinan kalau kamu pasti bisa, kamu pasti bisa, kamu pasti bisa.

Semua hal ini akan memberikan kamu energi untuk menjalani hari dengan lebih baik.

Kedua, memilih untuk berpikir positif.

Apakah kamu pernah merasa kewalahan atas masalah hidup? Mungkin saja ada masalah yang sangat nyata dan mendesak, misalnya berkaitan dengan kesehatan atau dengan hutang. Namun yang paling penting, adalah sikap kamu dalam menghadapi masalah tersebut. Tentu saja pikiran positif bukan artinya kamu tiba-tiba langsung sembuh atau hutang kamu hilang, enggak begitu. Namun ini merupakan langkah kecil untuk mengubah perilaku, yang pada akhirnya hidupmu ikut berubah.

Ketika hidup kamu dipenuhi hal yang positif, maka kamu akan punya energi yang cukup untuk mengatasi masalah yang datang dalam hidupmu. Ada fakta yang menarik, seringkali kita menganggap situasi kita yang buruk saat ini karena faktor yang berada di luar kendali atau kita sedang tidak beruntung. Namun faktanya dunia yang kamu rasakan sekarang itu nggak nyata, tapi merupakan hasil pikiran tentang pengalaman hidupmu sendiri. Contoh sederhananya gini, 2 orang sedang dalam perjalanan di dalam bus. Orang pertama merasa perjalanan sangat menarik, sedangkan orang kedua merasa perjalanan itu sangat buruk.

Kenapa situasi yang sama tapi memiliki persepsi yang 100% berbeda? Ternyata orang pertama duduk menghadap ke jendela di mana ada pemandangan yang indah. Tapi di sisi lain orang kedua duduk menghadap bebatuan.

Terkadang hidup kita tergantung bagaimana kita melihatnya. Penulis punya teman yang disebutnya sebagai Obstacle Man. Setiap kali ada ide baru, orang itu selalu melihatnya dari sisi yang negatif. Sebagai seorang direktur, ketika anggota timnya membawa sebuah ide, pikiran si Obstacle Man fokus pada hal apa saja yang bisa membuat ide itu jadi gagal. Orang itu selalu bilang, "Tunggu bentar, coba kita semua berpikir rintangan apa saja yang akan muncul". Ketika ada anggota tim baru yang bertanya, "Kenapa sih dia berpikir seperti itu?" Si Obstacle Man menjawab, "Kalau kita harus realistis dan melihat rintangan apa saja yang akan muncul dari proyek tersebut."

Gimana menurut kamu? Tentu saja mengidentifikasi resiko apa saja yang muncul memang penting. Tapi di sisi lain jangan, terjebak di sana. Kenapa? Karena tidak ada rintangan yang tidak bisa dilalui ketika kita punya kepercayaan dan keberanian untuk mewujudkannya. Apa yang harus dilakukan ketika menemui rintangan itu? Jangan ngeluh, hadapilah dan cari solusi. Ketika kamu berharap hal buruk akan terjadi, maka hal itu akan terjadi. Namun ketika kamu berharap hasil terbaik, maka kamu akan mendapatkan hasil yang terbaik. Ini merupakan langkah awal untuk sukses.

Ketiga, cemas atas masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun