Mohon tunggu...
Fauzul Andim
Fauzul Andim Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Penulis

Pendidik di SLB Negeri Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah, saat ini aktif sebagai Sekretaris Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam SLB (KKG PAI SLB) Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Efektivitas Sekolah Lima Hari

16 Juni 2020   19:47 Diperbarui: 16 Juni 2020   19:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini di Jawa Tengah secara resmi telah diselenggarakan sekolah 5 hari (Senin-Jum'at) bagi jenjang pendidikan SMA, SMK dan SLB. Sedangkan untuk jenjang SMP, SD dan TK masih 6 hari sekolah. 

Paling tidak sekolah lima hari mulai berjalan pada tahun 2015 yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 420/00675/2015 tentang lima hari sekolah. Meskipun awalnya ada berbagai penolakan dari berbagai pihak, akan tetapi saat ini program 5 hari sekolah berjalan lancar.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebenarnya memiliki tujuan yang sangat baik yaitu agar para siswa bisa memiliki waktu yang lebih lama untuk berkumpul bersama keluarga yaitu pada hari Sabtu dan Minggu. N

amun demikian kebijakan tersebut menui pro dan kontra di masyarakat Jawa Tengah. Mereka yang pro beralasan bahwa anak memang membutuhkan waktu yang lebih banyak dengan keluarga agar orang tua juga bisa mempunyai kesempatan mendidik anaknya di rumah lebih banyak.

Adapun yang kontra berpendapat bahwa sekolah lima hari justru akan menambah beban siswa karena waktunya belajar di sekolah menjadi lebih panjang. Bukan hanya itu saja sekolah lima hari juga dianggap bisa mengancam pendidikan madrasah diniyah yang di beberapa daerah rata-rata dilaksanakan mulai pukul 15.00-17.00 WIB. 

Alasan siswa kesulitan transportasi saat pulang sore juga menjadi salah satu faktor utama kenapa beberapa daerah di Jawa Tengah menolak program lima hari sekolah. Belum lagi hilangnya kesempatan siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler sekolah dan les privat di beberapa lembaga bimbingan belajar menjadi program lima hari sekolah dianggap layak untuk ditolak.

Bagi penulis sendiri kebijakan Gubernur Jateng tentang lima hari sekolah merupakan salah satu program di sektor pendidikan yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Karena bagaimanapun juga tujuan agar siswa lebih banyak memiliki waktu bersama keluarga layak menjadi pertimbangan, selain agar orang tua memiliki kesempatan untuk lebih banyak menanamkan pendidikan karakter kepada anak-anaknya.

Namun di sisi lain alasan keberatan beberapa daerah untuk tidak melaksanakan kebijakan lima hari sekolah dari Gubernur patut menjadi perhatian. Karena bagaimanapun juga dampak yang diakibatkan oleh suatu kebijakan yang merasakan adalah masyarakat di daerah bukan para pejabat yang membuat aturan. Oleh sebab itulah seyogyanya Gubernur dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah perlu mencarikan solusi yang tepat agar program lima hari sekolah tidak menimbulkan dampak negatif di masyarakat.

Pembelajaran Efektif
Kunci persoalan yang ditimbulkan akibat program lima hari sekolah sebenarnya terletak pada konsekuensi lamanya jam belajar siswa. Jika sebelumnya pada enam hari sekolah jam belajar siswa mulai pukul 07.00 - 13.30 atau14.00 WIB kecuali hari Jum'at dan Sabtu, maka pada lima hari sekolah jam belajar siswa dimulai pukul 07.00-16.00 WIB. 

Lamanya jam belajar inilah yang dianggap bisa membuat siswa akan menjadi lebih terbebani dan bisa menghilangkan kesempatan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, les dan privat di luar sekolah maupun waktu untuk mengaji.

Bagi penulis sendiri keberhasilan proses pembelajaran di sekolah sebenarnya bukan hanya ditentukan dari lamanya belajar sampai sore maupun hari yang lebih banyak. Akan tetapi keberhasilan proses pembelajaran lebih ditentukan oleh seberapa efektif guru dapat menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya dengan metode pembelajaran yang menarik. Selain itu agar pembelajaran lebih efektif dan berhasil maka sarana dan prasarana penunjang pembelajaran harus memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun