Mohon tunggu...
Fauzul Akbar
Fauzul Akbar Mohon Tunggu... Aktor - Penyintas Kallmann Syndrome

Berproses Menuju Meningkatkan Kreatifitas

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menghadapi Tantangan Mengalami Gangguan Pubertas: Berakhir Infertilitas

24 Juni 2023   17:07 Diperbarui: 24 Juni 2023   17:15 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu terhenti kembali dikarenakan biaya pengobatan sudah habis dari penggalangan dana

Mampu Bangkit Kembali Untuk Pengobatan Tertunda Hingga Terdiagnosa Akhir

Langkah terkahir ternyata tidak sengaja bisa melanjutkan pengobatan menggunakan jaminan kesehatan nasional, berawal di tahun 2020, saya diberikan sebuah penyakit kronis yaitu Fatty Liver yang memungkinkan dirujuk ke Rumah Sakit khusus angkatan darat di daerah Jakarta Pusat, awalnya dirujuk ke spesialis penyakit dalam gastro. Lalu saya mengutarakan memiliki gangguan pubertas, dirujuk lah ke bagian spesialis penyakit dalam endokrin metabolik. Saya bertemu dengan dokter yang sangat amat baik yaitu dr. Susie Setyowati, Sp.PD-KEMD saya melakukan pemeriksaan ulang hingga operasi biopsi testis hingga akhirnya di diagnosa akhir Kallmann Syndrome atau Hipogonadisme Hipogonadotropik.

Kallmann Syndrome adalah kondisi penyakit langka yang mempengaruhi sistem reproduksi dan penciuman pada seseorang. Kallmann Syndrome ditandai dengan gangguan perkembangan pubertas dan rendahnya produksi hormon reproduksi seseorang.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi

Setelah terdiagnosa akhir, saya rutin diresepkan injeksi hormon testosteron Sustanon oleh dokter hingga aku dirujuk ke RS Rujukan Nasional hingga kini. Mulai ada perubahan fisik dan suara dan membuat saya percaya diri kembali tetapi ada rasa takut akan infertilitas akibat memiliki kallmann syndrome ini membuat saya pernah merasa terpuruk.

Namun, saya terus berupaya melawan ketakutan dan menggenggam harapan sebagai batu pijakan untuk melanjutkan hidup ini.

Tak apa, memiliki infertilitas. Saya masih memiliki makna dalam kehidupan ini untuk terus berjuang.

Akhir Kata Dalam Perjalanan Panjang Seorang Penyintas Kallmann Syndrome

Saya ternyata memiliki kekuatan terpendam dalam penerimaan diri ini yang unik. Belajar untuk melihat hal unik dari dirinya, serta belajar melihat beraneka ragam manusia dengan kisahnya masing masing. Saya disini juga sedang menyebarkan informasi untuk bagi orangtua memiliki anak remaja tak kunjung mengalami tanda tanda pubertas/berfungsinya organ reproduksi agar memeriksakan kesehatannya ke dokter.

Meskipun saya mengalami kesulitan yang besar, tetapi ia berhasil menemukan makna hidup baru dan semoga kisah ini menjadi sumber informasi bagi mereka yang mengalami hal yang sama yaitu gangguan pubertas untuk dapat memeriksakan diri ke dokter.

Masa masa terpuruk dapat memberi kita ketangguhan dan keberanian yang dapat membawa kita melewati masa mas sulit dalam hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun