Indonesia saat ini menghadapi tantangan dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain penurunan produktivitas pertanian, kurangnya investasi pada sektor pertanian, perubahan iklim yang tidak menentu, dan pandemi COVID-19 yang berdampak pada seluruh rantai pasok pangan.Â
Selain itu, terdapat juga isu distribusi pangan yang tidak merata di beberapa wilayah, sehingga ada daerah yang mengalami kekurangan pangan sementara di daerah lain terdapat surplus.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode September-Desember 2021, impor beras Indonesia mencapai 114,45 ribu ton senilai US$ 51,76 juta. Terjadi peningkatan sebesar 24,4% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 92 ribu ton dengan nilai US$ 40,38 juta.Â
Meskipun Indonesia belum mengalami krisis pangan secara global, namun negara ini menghadapi tantangan serius dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional.Â
Mendorong diversifikasi pangan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi dan konsumsi makanan yang beragam jenisnya, baik dari sumber nabati maupun hewani.Â
Hal ini dapat dilakukan dengan mengintensifkan budidaya jenis pangan yang belum banyak dikonsumsi namun memiliki potensi tinggi, seperti umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran.
Dengan meningkatkan produksi pangan dari berbagai jenis sumber, maka akan meminimalisir ketergantungan dan memperkecil resiko kegagalan panen pada jenis pangan tertentu yang mempengaruhi ketersediaan pangan di pasaran. Selain itu, terdapat beberapa aspek penting lainnya dalam diversifikasi pangan di Indonesia, antara lain:
- Keanekaragaman pangan: Diversifikasi pangan dapat meningkatkan keanekaragaman pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan mengkonsumsi berbagai jenis pangan, maka kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih baik. Hal ini juga dapat mengurangi risiko malnutrisi dan penyakit akibat kekurangan gizi.
- Pendapatan petani: Diversifikasi pangan dapat meningkatkan pendapatan petani, terutama bagi petani kecil yang memiliki lahan terbatas. Dengan mengembangkan budidaya jenis pangan yang memiliki nilai jual tinggi, maka petani dapat meningkatkan pendapatan mereka dan meningkatkan taraf hidup mereka.
- Pangan alternatif: Diversifikasi pangan juga dapat menciptakan alternatif pangan bagi masyarakat. Beberapa jenis pangan alternatif yang potensial di Indonesia antara lain ubi jalar, ubi kayu, kacang-kacangan, dan ikan air tawar. Pangan alternatif dapat menjadi alternatif pangan yang lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat.
- Konservasi lingkungan: Diversifikasi pangan juga dapat menjadi solusi dalam konservasi lingkungan. Dengan mengembangkan budidaya jenis pangan yang cocok dengan kondisi lingkungan setempat, maka dapat mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Hal ini juga dapat meningkatkan keseimbangan ekosistem lokal.
Namun, perlu diingat bahwa diversifikasi pangan tidak bisa dilakukan secara instan. Dibutuhkan waktu dan upaya yang cukup besar dalam mengubah kebiasaan konsumsi pangan dan mengembangkan jenis pangan baru.Â
Selain itu, juga diperlukan dukungan dari pemerintah, baik dalam hal kebijakan maupun dukungan teknis, untuk mendorong terciptanya kondisi yang mendukung pengembangan pangan baru.
Secara keseluruhan, diversifikasi pangan bisa menjadi salah satu solusi dalam menghadapi krisis tata kelola pangan di Indonesia, tetapi tentu saja ini harus diimbangi dengan upaya-upaya lain dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengatasi masalah distribusi dan logistik, serta mengantisipasi perubahan iklim. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong kebijakan dan program yang dapat memperkuat akses pasar bagi produk pangan yang berasal dari jenis yang belum banyak dikonsumsi. Selain itu, edukasi mengenai manfaat dan cara pengolahan pangan yang beragam juga penting agar dapat meningkatkan minat dan konsumsi masyarakat terhadap jenis pangan yang belum banyak dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H