Mohon tunggu...
Fauzi Yusupandi
Fauzi Yusupandi Mohon Tunggu... -

Menulis dan membaca adalah kesukaan ku saat ini

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

PLTN : Solusi Alternatif Penyediaan Listrik Nasional

29 Agustus 2017   22:30 Diperbarui: 29 Agustus 2017   22:54 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Tenaga nuklir dikenal pertama kali oleh masyarakat saat peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia II tahun 1945. Selain menjadi senjata yang paling dahsyat, nuklir telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan. Penggunaan nuklir khususnya zat radioaktif telah digunakan secara luas di industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, dan bidang hidrologi yang semuanya merupakan aplikasi nuklir di bidang non energi (BATAN). Nuklir memiliki potensi untuk menjadi sumber energi yang ramah, murah, dan tidak mencemari lingkungan.

Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi yang dirancang dalam bentuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sudah dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954 di Rusia. Pada saat itu, Rusia mengoperasikan satu unit PLTN air ringan berteknan tinggi yang menghasilkan daya 5 MWe. Pada waktu yang sama, Amerika Serikat membangun PLTN yang menghasilkan daya sebesar 60 MWe. Dua tahun berselang, Inggris mendirikan PLTN jenis Gas Cooled Reactoruntuk menghasilkan daya 100 MWe (BATAN). Maka pada tahun 1997, baik negara berkembang atau maju telah mengoperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dan berkontribusi sebesar 18% dari pasokan listrik dunia dengan menghasilkan daya 351.000 MWe (BATAN).

            PLTN memiliki kemiripan sistem dengan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yakni sama-sama menggunakan air sebagai fluida kerja untuk menggerakkan turbin agar menghasilkan listrik. PLTU menggunakan ketel uap (boiler) sebagai pemanas air untuk merubahnya menjadi uap. Namun pembangkitan uap di PLTU menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, minyak dan gas) pada sebagai penghasil panas pada ketel uap. Hasil pembakaran bahan bakar fosil adalah gas CO2, gas SO2, NOx, dan debu yang mengandung logam berat sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yang menyebabkan terjadinya hujan asam dan meningkatnya pemanasan global (BATAN). Pada PLTN, prinsipnya sama yaitu memanaskan air menggunakan panas dari hasil reaksi fisi pembelahan inti bahan (uranium) secara berantai pada reaktor nuklir. PLTN tidak menghasilkan produk samping dari reaksi tersebut seperti halnya PLTU sehingga PLTN disebut sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Tetapi PLTN tetap menghasilkan limbah padat bahan sisa reaksi yang dapat disimpan di sekitar lokasi PLTN sebelum dilakukan pengolahan limbah nuklir.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

            Pada PLTN, reaksi inti pembelahan atom menghasilkan panas yang sangat tinggi sehingga mampu membangkitkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi termal pembelahan inti atom 1 kg Uranium (U-235) murni sebesar 17 miliyar kkal yang setara dengan energi termal yang dihasilkan dari pembakaran 2.400 ton batu bara (BATAN). Air sebagai fluida kerja dan pendingin reaktor masuk pada tekanan 16 atm dan temperatur 300oC yang dipompakan secara kontinyu ke reaktor nuklir serta berfungsi sebagai moderator yaitu medium untuk memperlambat neutron (BATAN). Prinsip kerja PLTN secara umum ditunjukkan oleh Gambar 1.

PLTN terdiri dari beberapa komponen, diantaranya :

1. Tangki reaktor

Tangki reaktor berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi fisi nuklir. Bentuk tangki reaktor berupa silinder yang dibuat dari logam campuran dengan ketebalan 25 cm. Ketebalan dinding ini berfungsi sebagai penahan radiasi agar tidak keluar dari sistem.

2. Teras reaktor

Berfungsi sebagai tempat bahan bakar dan dibuat berlubang untuk menempatkan bahan bakar reaktor yang berupa batang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun