Mohon tunggu...
Fauzi Wahyu Zamzami
Fauzi Wahyu Zamzami Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia. Tertarik untuk meneliti isu-isu Diplomasi Publik, Nation Branding, dan Komunikasi Global.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masa Depan Diplomasi Publik

23 Juli 2020   06:13 Diperbarui: 23 Juli 2020   06:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
uscpublicdiplomacy.org

"Masa depan diplomasi publik tergantung pada dua faktor utama yaitu kemauan pembuat kebijakan untuk menjadikannya bagian yang lebih menonjol dari hubungan internasional dan kemampuan profesional diplomasi publik untuk meningkatkan kecanggihan pekerjaan mereka."

Dua kemungkinan ini saling berkaitan erat. Terlalu banyak pembuat kebijakan yang tetap skeptis tentang dampak diplomasi publik. Ada kecenderungan di dalam beberapa lingkaran kebijakan untuk mengabaikan banyak diplomasi publik sebagai sekadar aspek "baik" dari urusan luar negeri dimana suatu upaya untuk membungkus jubah soft-power yang lembut di sekitar inisiatif hard-power yang benar-benar penting. 

Oleh karenanya, pendapat ini mengilustrasikan bahwa pemahaman yang sangat cacat tentang cara dunia yang terhubung saat ini bekerja untuk tidak menghalangi pendukungnya.

Poin kedua, tentang para profesional diplomasi publik yang meningkatkan upaya mereka sendiri, akan lebih menentukan masa depan diplomasi publik. 

Agar bernilai nyata, diplomasi publik harus memiliki tujuan strategis yang jelas yaitu harus secara signifikan memajukan tujuan kebijakan luar negeri negara. Ini berarti bahwa penyiaran internasional, pertukaran budaya dan pendidikan, dan usaha patungan dengan negara lain harus dilihat memiliki substansi realpolitik.

Salah satu bagan yang saya lihat menggambarkan luasnya kegiatan diplomasi publik global dan berbagai topik yang termasuk dalam ruang lingkup bidang ini. Ketidaksamaan di antara para pemain bersifat instruktif. 

Di antara kekuatan dunia yang meningkat, India sangat aktif, sementara Brazil tampaknya relatif sedikit. Bersama dengan Amerika Serikat, Tiongkok mengakui bahwa status negara adikuasa memerlukan upaya untuk mengembangkan program diplomasi publik.

Namun, aktivitas tidak selalu menandakan keberhasilan. Tiongkok telah menginvestasikan lebih banyak uang di tempat-tempat diplomasi publiknya daripada yang dimiliki negara lain mana pun, namun masih belum jelas apakah pekerjaan ini telah meningkatkan pencarian Tiongkok untuk rasa hormat dan pengaruh internasional yang lebih besar.

Namun demikian, upaya Tiongkok yang antusias telah menarik perhatian kepemimpinan kebijakan luar negeri di negara-negara lain dan telah membuat mereka berdebat apakah diplomasi publik mungkin lebih berharga daripada yang sejauh ini telah diberikan. Masa depan diplomasi publik akan sangat ditentukan oleh hasil dari perdebatan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun