Gentayangan dirajam rindu
Tenggelam dalam balada membabibuta
Saat tertawa, menangis, bahkan bernafas hanya pelampiasan semata
Ketika hidup seakan pelarian saja
Mengumbar, mengobral cumbu rayu
akhirnya bermuara di comberan
"Matamu rembulanku..."
Sang ksatria membawa cinta yang jahanam
Tetapi nikmat
Sungguh nikmat!
Menggagahi sang pemilik Kamelot
Aroma mistik menyeruak, menyelusup di balik relung batin
Komat kamit mulut, mantra lacrimosa
Arwah kebingungan mencari jalan pulang
"Cinta memang jahanam!"
(Jakarta 040221)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!