Membaca judul film saja sudah cukup membuat para penonton dapat menebak genre film ini adalah action. Tebakan tersebut tidak sepenuhnya salah, film ini ber-genre Action comedy. Film ini menceritakan, seseorang penusiunan agen CIA, yaitu Frank Moses ingin hidup normal dan sederhana.Â
Keinginan tersebut hampir tercapai lantaran Frank Moses hidup sendiri di kawasan perumahan dengan menjalani rutinitasnya yang unik, yaitu menelpon kantor administrasi untuk pengurusan pensiunan. Â Tercatat bahwa Frank menelpon kantor tersebut sebanyak lebih dari 20 kali dengan alasan bahwa bukti pencairan cek pensiunannya belum diterima, penyebabnya ketika kertas cek dikirimkan melalui pos, Frank selalu menyobeknya. Tindakan tersebut dilakukan hanya sebagai kedok untuk dapat berbicara dengan salah satu pegawai di kantor tersebut yang bernama Sarah Ross.Â
Intensitas Frank menelpon Sarah membuatnya jatuh hati dan sekaligus membawa Sarah ke dalam permasalahan yang rumit. Pada masa lampau ada seorang ilmuan yang "gila" telah menciptakan senjata pemusnah massal, jika senjata tersebut di pegang oleh salah satu negara maka telah dipastikan akan memegang kendali internasional.Â
Diceritakan bahwa senjata tersebut disembunyikan oleh ilmuan di suatu tempat yang membuat kaget seluruh agen. Pada masa lampau, sang ilmuan tersebut telah ditetapkan sebagai seseorang yang berbahaya, kemudian di diagnosa gila oleh agen intelejen Inggris MI6 sehingga di jebloskan ke dalam rumah sakit jiwa.Â
Keberadaan senjata pemusnah massal tersebut tidak diketahui oleh siapapun terkecuali Ilmuan gila dan beberapa nama agen yang ada dalam sebuah daftar, yang dikirim ke Guatemala. CIA mencurigai Frank mengetahuinya dan memiliki rencana untuk menjual senjata tersebut. CIA mendapatkan perintah langsung dari wakil presiden untuk memburu Frank. Padahal hal itu dilakukan guna mencari keberadaan senjata tersebut, jika Frank telah diburu maka dia akan melacak penyebabnya serta dapat membantu menemukan senjata untuk digunakan Amerika.Â
Meskipun Frank adalah seorang pensiunan CIA, terpaksa mengajak Sarah Ross untuk menemui mantan rekannya yaitu Marvin. Marvin memiliki kepribadian yang eksentrik, sebab selama dia tidak membunuh atau berperang, dia tidak akan menemukan ketenangan dalam hidupnya. Frank juga menemui mantan sesama agen rahasia dari Inggris Victoria Winslow, Joe Mathesson yang berada di rumah penampungan lansia untuk meminta bantuan. Kesamaan semua orang yang ditemui Frank adalah pensiunan agen rahasia.
Film ini, menyuguhkan banyak adegen action dan kocak, terlihat dari pembicaraan antar pemain, cerita  percintaan masa lalu, tingkah laku para pensiunan dalam beraksi yang susah ditebak, lihai, dan lucu. Para aktor dalam film ini lebih banyak di dominasi oleh pemain kawakan seperti, Bruce Willis, Morgan Freeman, Helen Mirren, Mary-Louise Parker, dan Rebecca Pidgeon. Peran mereka cukup bagus dan terlihat tidak mengalami kesulitan, dalam satu waktu harus memainkan peran pertempuran dengan tembakan pistol, sabotase, dan dibumbui oleh kelucuan yang akan membuat penonton terhibur.Â
Alur cerita film tidak rumit dan sederhana untuk dinikmati. Kekuatan dalam film RED 1, terletak pada kombinasi aksi dan komedi yang ditulis oleh Jon Hoeber dan Erich Hoeber. Lorenzo Di Bonaventura dan Mark Vahradian sebagai produser film cukup bagus menggarap tampilan gambarnya dengan setting tahun 2000an serta mempertahankan selera klasik para pemeran utama yang ditunjukkan melalui mobil yang digunakan, cerita-cerita masa lalu para pemeran film saat bertugas sebagai agen rahasia membut film ini layak ditonton oleh kalian penggemar film action.Â
Adu akting antara pemain aktor tua dan muda menjadi suguhan unik dalam satu film. Pastikan jika menonton film ini agar menikmati secara serius, untuk dapat menangkap jokes-jokes ringan.Â
Selamat menonton.....
^......^