Mohon tunggu...
Fauzi Rohadiansyah
Fauzi Rohadiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

Pemuda Persatuan Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benteng Vredeburg: Dari Sejarah Pembangunan hingga Peralihan Fungsi

28 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   18:06 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mempelajari suatu sejarah tidak hanya dilakukan melalui buku-buku pelajaran yang ada di sekolah maupun pada buku-buku sejarah yang tersebar luas di pasaran. 

Namun juga dapat dilakukan dengan kunjugan langsung ke berbagai lokasi yang pernah menjadi tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Dari sekian banyak tempat berlangsungnya suatu peristiwa sejarah di antaranya adalah sebuah museum yang terletak di D.I. Yogyakarta. Ya, itulah Museum Benteng Vredeburg.

Museum ini sendiri terletak di Jalan Margo Mulyo No. 6 Yogyakarta, Indonesia. Perlu diketahui bahwa museum ini pada awalnya merupakan sebuah benteng yang menjadi saksi bisu jalannya peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Yogyakarta. 

Benteng ini dulunya dibangun pada tahun 1760 atas izin Sultan Hamengku Buwono I terhadap permintaan dari pihak kolonial Belanda, yaitu Nicholas Hartingh yang seorang gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa di Semarang dengan alasan yang kuat untuk menjaga keamanan keraton

Kenyataannya pembangunan benteng ini adalah dimaksudkan agar pihak kolonial Belanda mampu dengan mudah mengawasi dan mengendalikan segala perkembangan yang terjadi di dalam keraton. 

Perbuatan demikian dilakukan pihak Belanda karena adanya rasa khawatis terhadap kemajuan keraton yang didirikan Sultan Hamengku Buwono I menjadi semakin pesat. 

Hanya saja perlu diketahui bahwa sebelum pihak Belanda mengambil alih pembangunan, Sultan Hamengku Buwono I telah terlebih dahulu mendirikan benteng sederhana yang berbentuk bujur sangkar, yang mana keempat sudut benteng tersebut diberi nama Jayawisesa di sebelah barat laut, Jayapurusa di sebelah timur laut, Jayaprakosaningprang di sudut barat daya, serta Jayaprayitna untuk sudut tenggara.

Pada tahun 1765 dikarenakan melihat kondisi benteng yang dinilai terlalu sederhana, W.H. Ossenberch yang menjadi pengganti Nicholas Hartingh mengusulkan kepada Sultan Hamengku Buwono I untuk lebih memperkuat pertahanan benteng yang akan lebih menjamin keamanan. 

Usulan tersebut disetujui, alhasil pembangunan benteng pun mulai dilakukan pada tahun 1767 dengan fokus menjadikan benteng sebagai suatu bentuk benteng pertahanan yang sempurna. Proses pembangunan benteng ini selesai pada masa kepemimpinan gubernur Johannes Sioeberg tahun 1787. 

Olehnya, benteng ini diresmikan menjadi benteng kompeni dengan nama Benteng Rustenburgh.yang mempunyai arti “tempat peristirahatan”. Pada periode beikutnya, yaitu sejak tahun 1788, benteng ini dipergunakan secara keseluruhan oleh VOC

Karena bangkrutnya VOC di tahun 1799 membuat, penguasaan benteng Rustenburgh ini dipegang oleh Bataafsche Republic atau Pemerintah Belanda di bawah gubernur Van Den Burgh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun