Mohon tunggu...
Fauzi Raziani
Fauzi Raziani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sentralitas ASEAN dan Dinamika Hubungan AS-Tiongkok

18 Oktober 2022   12:32 Diperbarui: 26 Juni 2023   17:20 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya ASEAN Outlook on the Indo-Pasific atau AOIP menjadikan peran ASEAN semakin penting dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Sebagaimana perumusannya, AOIP bertujuan untuk sebagai pembimbing (guide) dan mempromosikan atmosfer perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dengan mempertahankan pendirian nilai-nilai dasar dari regional ASEAN. 

Hal itu dicetuskan dengan melihat bahwa kawasan Indo-Pasifik merupakan kawasan dengan tingkat interaksi perdagangan yang tinggi di dunia (sepertiga dari arus perdagangan dunia), sekaligus salah satu jalur utama bagi penyaluran energi. 

Dengan status ASEAN sebagai sentral dalam dialog antar negara yang berkepentingan di kawasan, kehadirannya diharapkan dapat menjaga stabilitas dan memperkokoh status multipolar yang ada di kawasan. Namun, hal tersebut tidak mudah diraih karena adanya kontestasi panggung kekuatan antara dua negara besar, Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Dalam meraih national interest-nya, kedua negara ini berusaha menguasai pasar yang tujuannya bukan hanya meraih profit namun penggunaan sektor ekonomi sebagai alat politik juga terlihat dalam tindakan mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam teori Neo-Merkantilisme bahwa ekonomi merupakan alat politik yang dimiliki negara dalam mencapai national interest-nya, terutama oleh negara-negara industri. 

Dijelaskan juga dalam teori Giplin tentang Malevolent Mercantilism yang merupakan kemampuan negara dalam mengontrol arus ekonomi politik global atau biasa dikenal sebagai orientasi ke luar (outward looking).

Konflik yang terjadi baru-baru ini antara Rusia dan Ukraina juga menambah ketegangan rivalitas kedua negara tersebut walaupun mereka tidak terlibat secara langsung, atau dapat dikatakan bukan aktor utama dalam konflik tersebut. 

AOIP diterima secara luas oleh negara-negara besar, dan diharapkan menjadi jembatan antara Rusia dan negara-negara lain. Namun, dinamika hubungan internasional dewasa ini telah menyebabkan kurangnya kemajuan dalam AOIP. Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong kesenjangan antara aktor-aktor regional dan memperburuk polarisasi kekuatan besar di Indo-Pasifik.

Mengapa konflik tersebut mempengaruhi rivalitas Amerika Serikat dan Tiongkok semakin parah? Terlepas dari kerjasama ataupun hubungan bilateral yang terjalin negara Rusia dan Tiongkok misalnya, jika melihat dari kacamata Konstruktivisme kita bisa memahami bahwa ketegangan konflik Rusia-Ukraina dapat terlibat ke dalam hubungan dua negara ini (Amerika Serikat dan Tiongkok) secara otomatis atau secara sendirinya (alami). 

Hal ini dikarenakan sifat kerjasama hubungan internasional yang terbentuk secara sosial (socially constructed) yaitu yang terdiri dari beberapa faktor seperti kesamaan norma, identitas, hingga ideologi. Maka dari itu peningkatan polarisasi di kawasan tak bisa disangkal. 

ASEAN Sebagai "Panggung"

Negara anggota ASEAN yang berjumlah 10 anggota ini mempunyai banyak perbedaan. Satu organisasi, namun perbedaan dari segi PDB maupun kemajuan teknologi dan tingkat populasinya sangat beragam. Begitu halnya dengan ideologi yang dianut negara masing-masing anggota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun