Mungkin kita bertanya-tanya kepada sang Maha Kuasa, mengapa seorang Nabi dan Rasul dilahirkan dan tumbuh dewasa dengan keadaan yatim dan beberapa tahun selanjutnya ditinggalkannya Rasulullah oleh sang ibunda (Aminah) dan bahkan tercatat dalam sejarah nabawiyah bahwa, tak lama dari kejadian tersebut juga sang kakek (Abdul Muthalib) yang sering mengasuh dan memberikan kasih sayang kepada Rasul juga meninggal Ketika Rasul sedang tumbuh dewasa.
Bukan suatu kebetulan Nabi Muhammad Saw dilahirkan tenpa kehadiran dari seorang ayah, Allah telah menyelipkan dan membuat hikmah tersendiri untuk Nabi-Nya.Â
Dengan hikmah yaitu tidak adanya rasa keraguan dalam hati Rasulullah atas dakwah dan risalah yang beliau lakukan, bahwa semua itu semata atas kehendak Allah Swt.Â
Hikmah lainnya yaitu dengan wafatnya sang ayahanda Rasul menjadikan bahwa Rasul memiliki kepribadian yang mandiri serta berkembang atas dasar tarbiyah (pendidikan) bukan dari orang tua Rasul dan juga dari paman Rasul, melainkan langsung dari Allah Swt.
Berbeda dengan kebiasaan anak-anak lainnya yang identik membutuhkan kasih sayang dari orang tua, gemar bermain dan suka ceria.Â
Dalam artian bukanlah Allah menghendaki Rasulullah tidak mendapatkan kasih sayang dari orang terdekat tetapi Allah menaruh hikmah dengan sang Pemilik kasih sayang itulah yang memberikan kasih sayang kepada Rasul.
Hikmah lainnya adalah, diasuhnya Rasulullah dengan paman beliau yaitu Abu Thalib, jauhnya Rasulullah Saw dengan keluarganya dan orang terdekatnya menjadikan paman beliau lah yang menjaga beliau dan bahkan membantu beliau dalam perjalanan dakwahnya.Â
Tetapi di akhir dari hidup beliau para sejarahwan Islam (perawi sirrah) mencatat dan sepakat bahwa Abu Thalib sampai akhir hayatnya tidak menyatakan diri untuk masuk Islam.
Dari penjagaan dan tidak masuknya paman Rasul ke dalam agama Islam memiliki hikmah tersendiri, yaitu agar tidak muncul tuduhan dari orang-orang Arab bahwa paman beliau lah yang membentengi serta memiliki peran penting dan lebih memiliki kekuasaan atas perjalanan dakwah yang Rasulullah lakukan, karena pada saat itu sang paman memiliki saham dalam persoalan kabilah sehingga antara lain bukan atas kehendak dari Abu Thalib lah Rasulullah menjalankan risalahnya dan dakwahnya, tetapi itu semua merupakan sesuatu yang sudah sesuai dengan garis yang Allah tentukkan. Wallahu A’lam…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI