Mohon tunggu...
Fauzi Nurhasan
Fauzi Nurhasan Mohon Tunggu... Ahli Gizi - wiraswasta

Hobi jalan-jalan dan makan, membuat konten video di youtube

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jero Wacik dan Geopark Batur

6 Juni 2016   13:59 Diperbarui: 9 Juni 2016   08:52 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang tahu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Tidak hanya penduduk asli Indonesia yang mengetahuinya, orang asing pun tahu hal tersebut. Namun, apakah semua orang bisa memanfaatkan kekayaan terebut dan memperkenalkannya ke dunia internasional?

Siapa yang tidak kenal Bali, Pulau Dewata yang sangat terkenal di dunia. Hampir setiap orang asing yang suka traveling tahu tentang pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya. Bahkan, ada joke yang mengatakan bahwa orang asing tidak kenal Indonesia tapi lebih kenal Bali. Semua orang mengakui keindahahan pantai di Pulau Dewata ini. Sehingga Bali pun menjadi ikon wisata di Indonesia. Perkembangan pariwisata di pulau ini berkembang sangat pesat. Bali menjadi tujuan wisata baik bagi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Namun, apakah hanya keindahan pantai dan keunikan budayanya yang menjadi daya tarik Bali?

Indonesia memiliki kekayaan alam lain, selain kekayaan laut dan pantai. yaitu gunung berapi yang berjumlah 500 gunung berapi. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 127 gunung berapi aktif. Hal tersebut tentunya merupakan kekayaan alam yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, seorang putra Bali bernama Jero Wacik yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata melihat potensi besar pada kekayaan alam gunung berapi yang berada di Kintamani, yaitu Gunung Batur. Jero Wacik pun berinisiatif memasukkan Geopark Gunung Batur ke GGN (Geopal Global Network) Unesco pada tahun 2008. Upaya ini terealisasi pada tahun 2012, saat Jero Wacik sudah menjabat sebagai Menteri ESDM, Geopark Gunung Batur pun diresmikan sebagai GGN ke-89.

img-2079-jpg-5756397a0523bd811047cc46.jpg
img-2079-jpg-5756397a0523bd811047cc46.jpg

Geopark(Taman Bumi) Gunung Batur dikukuhkan sebagai kawasan Geopark yang masuk ke dalam Geopal Global Networktanggal 17 November 2012. Jero Waciklah sebagai inisiator sehingga hal tersebut bisa terwujud dan Geopark Gunung Batur menjadi Geopark pertama di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari upaya dan kerja keras Jero Wacik untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar Gunung Batur. Sementara, Museum Gunung Batur sendiri mulai dibangun sejak tahun 2013 sampai dengan 2014 dan diresmikan pada tahun 2016 oleh Menteri ESDM Sudirman Said.

Pembangunan museum ini melibatkan berbagai instansi seperti Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata, Kemendikbud Dasmen, Arkeolog, Pemkab Bangli, Pemprov Bali dan instansi lainnya serta tokoh agama, adat, dan masyarakat. Jero Wacik tentunya dapat menarik napas lega karena inisiatif untuk menjadikan Gunung Batur sebagai Geopark akhirnya terlaksana dan dibangun pula Museum Geopark Gunung Batur. Dengan adanya Museum Geopark Batur, wisatawan termasuk saya bisa mengenal sejarah dan Geopark Gunung Batur lebih dekat. Tentunya, saya merasa sangat senang bisa mengunjungi museum ini yang memakan waktu hanya 2 jam dari Denpasar, Bali.

Saya yang sedang menelusuri jejak Jero Wacik di Bali pun menemukan jejaknya di Museum Geopark Gunung Batur ini. Jero Waciklah yang menjadi inisiator, Gunung Batur dijadikan Geopark Global Unesco Batur yang merupakan Geopark Global pertama di Indonesia dengan tema gunung aktif berkaldea dan berdanau. Geopark Gunung Batur seluas 370,5 km2 ini memiliki 21 situs warisan alam-Batur (BGS) yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

img-2099-jpg-57566179a223bd490739871f.jpg
img-2099-jpg-57566179a223bd490739871f.jpg

Adapun Geopark Indonesia merupakan kawasan yang memilki bentang alam yang indah, penting untuk pendidikan, mengandung nilai ilmu pengetahuan, dan langka yang terdapat di Indonesia. Kawasan Geopark harus memiliki tiga unsur penting dan saling terkait yaitu warisan geologi keanekaragaman hayati dan kebudayaan. Saya pun setuju jika Gunung Batur memiliki tiga hal tersebut sehingga sangat wajar jika Gunung Batur dijadikan Geopark atatu Taman Alam. Museum Geopark Gunung Batur sendiri mendukung tiga pilar yaitu konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi dengan berbasis pariwisata.

Setelah melihat sejarah alam dan kebudayaan di Museum Gunung Batur, saya pun menyaksikan langsung keindahan alam Geopark Batur yang dikelilingi bebatuan dan pasir. Di sana udaranya sangat sejuk membuat siapa pun betah berlama-lama menikmati pemandangan alam ini. Danau Batur pun menambah keindahan alam yang disajikan di depan mata.

img-2085-jpg-57551d68ef96731c07afa63e.jpg
img-2085-jpg-57551d68ef96731c07afa63e.jpg

Sebagai warga yang bisa menikmati keindahan Geopark Batur dan mendapat ilmu pengetahuan di museum Batur, selayaknya saya berterima kasih kepada Jero Wacik yang sudah berinisiatif menjadikan Gunung Batur sebagai kawasan Geopark. Jika tidak ada inistiatif tersebut, belum tentu saya tahu mengenai Gunung Batur dan keindahan alamnya. Kawasan ini pun belum tentu akan meningkat pertumbuhan perekonomian. Kemungkinannya, wisatawan hanya mengenal keindahan Bali sebatas keindahan pantai dan keunikan budayanya. Padahal, masih banyak yang bisa dieksplorasi di Bali, salah satunya Geopark Batur. Putra daerahlah yang mengetahui potensi alam daerahnya. Jika banyak putra daerah seperti Jero Wacik yang mengangkat keindahan alam yang dimiliki daerahnya ke kancah internasional, tentunya akan semakin banyak ditemukan keindahan warisan alam yang bisa dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun