Mohon tunggu...
Fauzi Nurhasan
Fauzi Nurhasan Mohon Tunggu... Ahli Gizi - wiraswasta

Hobi jalan-jalan dan makan, membuat konten video di youtube

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pantaskah Hukuman yang Diterima Jero Wacik?

21 April 2016   11:22 Diperbarui: 21 April 2016   11:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang memiliki karakter pemeras tentunya bukan tiba-tiba saat menjadi seorang pejabat tinggi atau mentri.  Biasanya karakter rersebut memang sudah ada sejak kecil. Namun, seorang Jero Wacik tidak memiliki track record seseorang yang memiliki kepribadian pemeras. Saat berkunjung ke Bali, saya berkesempatan mengecek pura di Desa Batur Kintamani. Di sana, saya bertemu pemangku pura. Saat masih kecil, Jero Wacik juga seorang pemangku. Berdasarkan kesaksian pemangku di sana, tidak ada sama sekali kepribadian seorang pemeras dalam diri Jero Wacik. Malahan, sejak kecil, Jero Wacik dikenal sebagai seorang pribadi yang suka memikirkan kepentingan orang banyak. Bahkan, saat bekerja di ASTRA selama 18 tahun, tidak pernah ada track record seorang Jero Wacik memeras bawahannya. Jika memang Jero Wacik seorang pemeras, bukankah seharusnya sudah ada kasus-kasus pemerasan sebelumnya yang melibatkan diri Jero Wacik? Bukan karakter seorangJero Wacik yang meminta-minta uang apalagi memaksa. Jero Wacik hanya meminta para bawahannya untuk bekerja dengan baik dan mengabsi untuk negara dengna cara kerja keras dan menaati semua peraturan.

Berdasarkan kesaksian para tokoh di Indonesia, Jero Wacik memiliki kepribadian sederhana. Bahkan, Presiden Jokowi yang saat itu masih menjadi Walikota Solo menceritakan bahwa Jero Wacik sering ditemani olehnya bersantap di rumah makan kecil.Puluhan kali, Jero Wacik ditemani makan di rumah makan kecil setiap Jero Wacik berkunjung ke kotanya itu. Menurut Presiden Jokowi, Jero Waciklah yang merukunkan raja Keraton Solo tanpa kepentingan apa pun. Jika benar dia seorang pemeras tentunya Jero Wacik tidak akan melakukan hal tersebut.

Rasanya, sangat tidak mungkin seorang yang tidak memiliki track record  sebagai seorang pemeras tiba-tiba dituduh menjadi pemeras. Semua tuduhan yang dilayangkan kepada Jero Wacik tidak terbukti kebenarannya. Mulai dari tuduhan penyalahgunaan DOM, pemerasan, dan tuduhan mendapatkan gratifikasi tidak terbukti. Namun, nama Jero Wacik sudah terlanjur tercemar bahkan mendapatkan putusan pengadilan dengan hukuman 4 tahun kurungan. Jero Wacik tidak melakukan banding dan menerima semua yang terjadi pada dirinya sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun