Kamis 3 Desember 2020, dimana kita masih tidak bisa melakukan kebebasan di luar rumah dengan kondisi pandemi saat ini, yang mengharuskan kita untuk tetap melakukan protokol kesehatan dari pemerintah.Â
Sudah beberapa bulan ini saya tidak melakukan panggilan interview untuk pekerjaan dan tepat hari ini saya mendapatkan kesempatan itu di salah satu media online terkenal di Jakarta, kesempatan yang tidak akan diulang kembali itu saya manfaatkan dengan rasa penasaran, deg-degan, dan panik. Ya maklum, fresh graduate yang belum pernah kerja profesional menjadikan perasaan itu ancaman untuk diri saya.Â
Saya diundang untuk interview pada pukul 15.30 WIB di Jakarta Pusat, yang diharuskan membawa kelengkapan diri dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Saya memulai perjuangan dengan perasaan gembira dan penasaran, "apakah saya bisa menjadi bagian dari perusahaan tersebut," "apakah saya bisa menyelesaikan interview dengan lancar," hal itu yang selalu membayangi saya di sepanjang perjalanan, pukul 14.00 WIB saya meluncur dengan kuda besi, berangkat dari ragunan dengan melewati beberapa lampu merah, beberapa polisi yang sedang melakukan tugasnya, debu kendaraan roda dua maupun roda empat dan angin yang bertiup kencang di jalan Gatot Subroto.Â
Itu semua tidak membuat saya gentar, ya saya berfikir harus menyelesaikan semuanya tidak peduli dengan hal-hal lainnya, pukul 15.00 WIB saya sampai di parkiran motor belakang gedung, masih sama dengan perasaan yang belum bisa di hilangkan, mungkin wajar atau mungkin berlebihan. Sebelum masuk bapak satpam melakukan pekerjaannya yaitu menanyakan saya "mau ngapain mas?",Ya saya jawab "mau interview dengan bapak Davin", "oh iya bisa liat ktp?", "Bisa pak."
Komunikasi yang singkat dengan bapak satpam berakhir dengan beliau menuntun saya menaiki anak tangga demi anak tangga, yang membuat hati saya semakin berdebar-debar, berasa tidak mau melanjutkan perjuangan itu, tapi saya sudah sampai dan sama sekali belum mencobanya, saya tidak akan tau kalau belum mencobanya. Perasaan yang semakin lama semakin saya berfikir untuk tenang, mengalir dan saya mampu melakukannya membuat kepercayaan diri saya mulai terbentuk kembali.
Di lantai 2 tempat menunggu ada 5 calon karyawan lainnya sedang menunggu juga, tapi apa perasaan mereka sama dengan saya? Yaa mungkin beberapa seperti itu, dan mungkin beberapa sudah ada yang berpengalaman menghadapi interview. Satu persatu calon karyawan mulai dipanggil kedalam dan ada juga yang sudah melakukan interview, hal itu semakin saya bersemangat untuk melakukannya. Satu jam saya menunggu dan giliran saya dipanggil, perjalanan saya menuju ruangan itu akan di tentukan setelah interview dan saya akan melakukannya dengan lancar dan baik.
Di dalam ruangan tersebut terdapat 5 orang yang siap menginterview saya, dengan profil orang yang berbeda-beda. Pertama saya harus menjelaskan latar belakang saya terlebih dahulu lalu satu persatu pertanyaan mulai muncul dan saya berusaha untuk menjawabnya dengan lancar, baik dan enjoy.Â
Beberapa pertanyaan yang membuat saya terpaku adalah sebutkan 10 menteri di indonesia ini, dan... saya hanya bisa menjawab 3 orang. Ya, itu murni kesalahan saya tentang pengetahuan yang kurang dan semua yang diketahui hilang di kepala.
Perasaan yang campur aduk membuat saya menyesalkan diri saya sendiri "kenapa kamu engga menyiapkan semuanya fauzi!", Ini kesempatan terbaik kamu.Â