Mohon tunggu...
Fauzi Miftakh
Fauzi Miftakh Mohon Tunggu... -

Seorang aktivis dan pengajar muda, ambisius, bersemangat, never surrender.. always think globally act locally.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengenal Baku; Kesan Pertama

13 Desember 2012   16:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

9 April 2011 tepatnya saya menginjakan kaki untuk pertama kalinya di tanah luar Indonesia. Negara ini mungkin kurang begitu familiar di telinga kita, terdengar seperti negara arab tapi bukan sama sekali. Belum lagi ibukotanya, Baku, yang lebih mirip nama makanan atau benda di jalanan. Tapi kesan dan memori saya pada negara ini sangat lah istimewa, maklum itulah pertama kalinya saya menginjakan kaki di luar negeri, dan yang namanya kesan pertama akan selalu terkenang sampai kapanpun. Walaupun kunjungan saya berikutnya adalah negara-negara besar di Eropa seperti Jerman dan italia, namun Azerbaijan punya cerita tersendiri untuk saya. Sedikit saya jelaskan, negara ini berbatasan langsung dengan laut kaspia yang cukup terkenal bahkan ada dalam film holywood. Kaspia sendiri sebenarnya bukan laut, melainkan danau terbesar di dunia yang seluruh pantainya di kelilingi leh beberapa negara yaitu Rusia, Kazakhstan, Turkmenistan, Iran dan Azerbaijan sendiri. Azerbaijan mengalami kemajuan cukup pesat dalam bidang ekonomi yang sebagian besar dihasilkan dari strategy kebijakan pengolahan minyak bumi dan gas yang sukses. Salah satunya yang terkandung dalam laut Kaspia. Ajerbaizan juga melebarkan sayap kerjasama pengolahan minyak bumi dengan perusahaan Asing dari Amerika, Rusia, Inggris, Prancis dan banyak negara lain sejak tahun 1994. Oleh karena itu Azerbaijan menjadi salah satu negara penting di mata dunia saat ini. Kota baku memberikan saya pengalaman luar biasa dalam kehidupan saya. Orang-orang Azerbaijan termasuk ciptaan indah Tuhan di muka bumi. Para lelakinya berbadan tegap, berkulit putih dan berhidung mancung. Perempuannya tak kalah menawan, kebanyakan mereka berambut panjang terurai, kulit mereka putih seputih salju, paras mereka cantik ibarat campuran Eropa dan Arab dengan mata biru dan hidung mancung, tutur katanya lemah gemulai. Tak heran orang-orang Eropa menyebut perempuan tercantik di dunia ada di Azerbaijan selain Turki. Beberapa dari mereka telah menjadi sahabat saya dan masih berkomunikasi hingga sekarang. Bahasa mereka terasa asing ditelinga saya. Mereka punya bahasa sendiri yang juga serapan dari bahasa Turki dan Rusia. Maka kebanyakan dari mereka fasih dalam bahasa-bahasa tersebut.  “Necəsən!” Itu kata pertama yang saya tahu dari teman saya, yang artinya “apakabar!”. Atau “yaxşı am” yang artinya kurang lebih “baik-baik saja”. Makanan dari Azerbaijan cukup enak dan bisa diterima perut. Yang aneh mata uang nya yang bernama “manath”, punya nominal lebih tinggi dibanding dolar dan euro yaitu sekitar 0,7 dolar dan 0,9 euro per 1 manath.  Suasana kota nya cukup bersahabat dengan udara yang cukup dingin pada waktu itu. Ternyata udara Lembang pun tidak ada apa-apanya sama sekali. Pada waktu itu sedang musim gugur saya cukup kedinginan, bahkan tengah hari sekalipun dan dengan setelan jas lengkap, tapi tetap saja dingin!

Sudut-sudut Kota Baku dengan paduan Classic dan Modern dalam arsitektur bangunan nya Note: Judul ini adalah bagian dari kumpulan judul-judul lain yang akan segera di buku kan. InsyaAllah :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun