Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi Manik
Ahmad Fauzi Manik Mohon Tunggu... Lainnya - Sumatera Utara

Jurnalis yang coba mengabarkan Sumatera Utara di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilkada, Jurnalis antara Profesi dan Prostitusi

17 Juni 2021   04:22 Diperbarui: 17 Juni 2021   04:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi profesi jurnalis (pixabay)

"Jurnalis yang melacurkan diri," demikian istilah yang diungkapkan seorang wartawan lokal kepada penulis beberapa waktu yang lalu.

Menanggapi hal tersebut, wartawan senior di Labuhanbatu, Kurnia Hamdani mengatakan PWI Pusat sebenarnya sudah mewanti-wanti hal ini. Sebelum pelaksanaan Pilkada pada 9 Desember 2020 silam, PWI disebutnya telah mengeluarkan surat edaran yang menegaskan wartawan harus bersikap independen.

"Dalam kode etik jurnalistik, dalam pasal 1, disebutkan masalah Independen, berimbang dan beritikad baik. Karena itu, setiap wartawan seharusnya memahami hal ini. Jika hal ini pun tidak dipahami, berarti belum pantas sebagai wartawan," kata mantan  sekretaris PWI Labuhanbatu ini, Rabu 16 Juni 2021.

Menurut Kurnia, profesi wartawan adalah profesi mulia. Karena menurutnya, tugas utama profesi ini ialah sebagai penyampai kabar kepada masyarakat. Terutama kabar yang baik dan kabar yang bermanfaat bagi masyarakat.

Karena itu, wartawan yang bekerja di salah satu kantor berita ini, mengatakan wartawan  haruslah bersikap profesional dalam menjalankan profesinya. Salah satu caranya ialah dengan memahami dan mematuhi kode etik dengan sebaik-baiknya.

"Diseluruh dunia, peran wartawan tidak bisa diabaikan dalam kehidupan. Karena itu profesi ini merupakan profesi yang mulia, namun juga rentan dengan cobaan, juga godaan," katanya. "Untuk itu wartawan itu haruslah profesional, harus bisa menjaga marwahnya. Sekarang ini kita lihat banyak yang tidak begitu, sedih juga kita sebenarnya, dan inilah yang merusak nama baik wartawan itu," sambungnya.

Diakuinya, kondisi saat ini memang belum ideal bagi iklim jurnalistik yang baik. Namun hal tersebut bukan berarti wartawan bisa menggadaikan integritasnya.

"Walau mulia, memang secara ekonomi profesi wartawan itu masih jauh dari yang seharusnya. Namun itu bukan berarti boleh membuat kita melacurkan profesi ini," tutupnya.

Kondisi seperti ini kemungkinan besar juga terjadi di daerah lain selama Pilkada 2020 kemarin. Bagi wartawan yang berpihak, tentu ada yang jadi pemenang dan ada yang kalah.
Pertanyaannya apa yang akan diwariskan ke generasi berikutnya. Karena perlu disadari wartawan adalah salah satu profesi yang bisa menentukan arah sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun