Manajemen operasional merupakan inti dari setiap organisasi yang bergerak dalam produksi barang dan jasa. Kemajuan dalam manajemen operasional memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi dan fleksibilitas produksi. Dua tipe produksi yang umum ditemui adalah produksi massal (mass production) dan produksi yang disesuaikan (customized production). Dalam konteks ini, pendekatan seperti postponement (penundaan) dan modularisasi juga memainkan peran penting dalam mengelola operasi produksi.
1. Kemajuan Manajemen Operasional dan Tipe Produksi
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, manajemen operasional berkembang pesat untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam produksi massal, fokus utama adalah pada efisiensi dan skala ekonomi. Teknik seperti Just-in-Time (JIT) dan Total Quality Management (TQM) digunakan untuk mengoptimalkan proses produksi dan memastikan kualitas produk.
Di sisi lain, dalam produksi yang disesuaikan, organisasi harus memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan unik pelanggan. Manajemen operasional dalam konteks ini lebih berorientasi pada personalisasi dan diferensiasi produk. Ini melibatkan penggunaan teknologi seperti Computer-Aided Design (CAD) dan Computer-Aided Manufacturing (CAM) untuk memungkinkan desain dan produksi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
2. Pendekatan Postponement
Postponement adalah strategi yang digunakan dalam manajemen rantai pasokan di mana suatu organisasi menunda pilihan dan pengerjaan pada suatu produk sesuai permintaan pelanggan atau sampai titik terakhir mungkin dalam siklus produksi. Dalam konteks produksi massal, strategi penundaan dapat membantu mengurangi risiko overproduksi dan kelebihan stok.Â
Di sisi lain, dalam produksi yang disesuaikan, postponement memungkinkan perusahaan untuk menunda personalisasi produk sesuai dengan kebutuhan individu pelanggan, meningkatkan fleksibilitas dan respons terhadap permintaan pasar yang berubah-ubah.
3. Modularisasi
Modularisasi adalah proses memecah produk menjadi modul atau komponen yang mandiri secara fungsional. Dalam produksi massal, modularisasi memungkinkan standarisasi dan repetisi dalam produksi, yang mengarah pada efisiensi biaya dan peningkatan kualitas. Di sisi lain, dalam produksi yang disesuaikan, modularisasi memungkinkan personalisasi yang lebih mudah dengan menggabungkan dan mengatur kembali modul sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini mempercepat waktu produksi dan mengurangi biaya pengembangan produk yang custom.
Kemajuan dalam manajemen operasional tidak hanya mempengaruhi efisiensi produksi, tetapi juga memungkinkan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam permintaan pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, baik dalam konteks produksi massal maupun produksi yang disesuaikan. Strategi seperti postponement dan modularisasi menjadi instrumen penting dalam mencapai tujuan ini.
Studi Kasus: Toyota Motor Corporation