Menurut saya, cara Koro Sensei dalam memberikan motivasi semangat belajar muridnya pun patut diacungi 4 jempol. Sebab, dengan cara-cara itu murid yang berada di kelas terbawah bisa memiliki semangat belajar yang tinggi.Â
Mereka juga berani membuat perjudian kepada kelas A untuk mendapatkan nilai tertinggi paling banyak. Yang mereka taruhkan adalah masing-masing kelas berhak memilih satu keinginan. Alhasil, mereka memenangkan taruhan dengan skor 3-2 dengan nilai tertinggi IPA, Bahasa Inggris, dan IPS.
Semangat mendapatkan uang 10 Miliar Yen membuat para murid menjadi lebih kreatif dalam memikirkan strategi pembunuhan terhadap gurunya. Banyak variasi tata cara membunuh guru tersebut yaitu diperlihatkan ketika para murid SMA Kunugigaoka sedang berlibur di salah satu kota di Jepang. Mereka masing-masing kelompok pun membuat janji kepada gurunya untuk melangsungkan rencana pembunuhan. Meskipun semuanya gagal, tapi guru berkulit kuning itu sangat memberi apresiasi karena semangatnya mereka dalam menentukan strategi sangat hebat.
Ada satu tokoh bernama Akabune Karma. Ia sebenarnya adalah murid yang sangat pintar diantara teman-teman kelas E yang kebetulan ia membuat ulah dan dijebloskan ke kelas E sebagai hukumannya. Suatu ketika ia tidak mendapatkan nilai yang baik. Karena ia sangat meremehkan sesuatu lah dan akibatnya ia terjebak dalam sikap "belagu" miliknya. Maka, Koro-Sensei datang menemuinya, ia memberikan ceramah yang panjang lebar kepada Karma. Yang pada intinya sebagai manusia harus belajar dari kegagalan dan rendah hati untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Terbukti, pada akhir episode ia mendapatkan peringkat 1 siswa terpintar di SMA Kunugigaoka.
Yang saya sukai dan kebetulan diamini oleh Koro-Sensei adalah para murid tidak pernah menyerah dalam melakukan pembunuhan untuk gurunya. Meskipun beraneka strategi telah gagal, mereka selalu mencoba mencari strategi terbaru untuk dapat mengalahkan guru itu. Koro-Sensei pun takjub dengan semangat juang tiada henti untuk membunuh dirinya. Tidak hanya untuk membunuh dirinya, semangatnya pun juga disalurkan untuk mendapatkan nilai yang baik.
Tidak hanya mengenai alur cerita di anime ini saya belajar, melainkan dari beberapa tokoh dalam berinteraksi pun saya juga bisa belajar. Sebab, ada beberapa kata nasehat yang dapat menggugah hati saya. Seperti di paragraf awal yang kalimatnya hampir seperti itu.
"Nama yang diberikan orang tuamu, sebenarnya memang tak memiliki arti besar. Yang lebih penting adalah dengan nama itu apakah yang bisa diapai? Nama tak menentukan takdir seseorang. Nama hanyalah jejak kaki yang tertinggal dalam kehidupan kita" ucap Koro-Sensei kepada muridnya yang diberi nama Justice oleh orangtuanya yang sangat prihatin atas namanya.Â
Namun, guru itu pun memberikan sebuah pemahaman kepada muridnya untuk mencintai namanya. Karena kelas 3-E adalah kelas pembunuhan, guru tersebut menganalogikan jika Justice dapat membunuhnya maka media massa akan memberitakannya "seperti namanya, ia sangat Justice melindungi bumi".
Memang orangtua memberi kita nama adalah untuk kebaikan. Sebuah nama tidak bisa menentukan takdir. Takdir sudah ditentukan oleh Tuhan, yang bisa kita rubah ialah nasib. Ketika kita berusaha dengan tekun dan keras, maka hasil tidak akan mengkhianati. Dari anime ini, saya mencoba belajar "oh jadi begini ya, nama itu seperti jejak kaki orangtua kita". Yasudah, saya cukup tahu aja arti nama saya siapa, artinya apa, dan mengapa diberikan nama itu, selebihnya yang melawan nasib saya yang tentukan sendiri.
"Kegagalan juga merupakan bagian dari proses pengembangan" ungkap Itona Horibe. Salah satu murid dari siswa kelas 3 E. Menurut saya ini adalah kata-kata yang klasik, namun, kita sering lupa dengan kata-kata mutiara tersebut. Kadang ketika kita gagal, kita selalu menyerah, kita merasa bahwa perjuangan kita sudah maksimal, namun hasilnya gagal. Ketika tulisan saya ini berhasil saya abadikan dan publikasikan pada Kompasiana, saya akan merasa berhasil.Â
Sebab, berbagai tantangan seperti malas, tidak mau riset, dan tidak mau menonton anime ini sebelumnya sudah saya lewati, sehingga saya berusaha untuk bisa menulis pandangan saya mengenai anime ini. Meskipun saya berhasil mendokumentasikannya, bukan berarti saya berhasil, saya kembali tertantang untuk menulis lagi.