Pengertian dan Prinsip Belajar
Pengertian belajar, bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan perilaku yang rilatif permanen pada individu, Anita E. Woolfolk (1993). Bahwa belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku, Abin Syamsudin (1981). Bahwa learning is defined as a relatively permanent change in behavior that occurs though experiences, Santrock and Yussen. Ada 4 kata kunci dibalik ketiga definisi tersebut, yaitu perubahan, pengetahuan perilaku pribadi, permanen, dan pengalaman. Jadi secara komprehensif bahwa belajar merupakan aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen. Disamping itu ada karakteristik perbuatan belajar yaitu perubahan bersifat intensional (disengaja atau tidak disengaja),perubahan bersifat positif , perubahan hasil dari pangalaman, perubahan bersifat efektif. Pada dasarnya kalau lebih spesifikkan, bahwa perubahan yang dihasilkan dari belajar itu adalah pengetahuan atau perilaku atau pribadi individu. Dapat dipahami bahwa hasil belajar itu dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan (knowledge), peguasaan perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik) dan perbaikan keseluruhan kepribadian.
Belajar Sebagai Proses Terpadu
Balajar sebagai proses terpadu dipahami sebagai proses yang memungkinkan semua aspek, yang meliputi aspek fisik, social, emosional, intelektual, dan moral dapat terlibat secara aktif ketka kegiatan belajar itu berlangsung. Oleh karenanya akibat dari kegiatan belajar ini tidak hanya terhadap perubahan salah satu aspek saja, melainkan lebih dari itu, dapat berakibat perubahan terhadap dua aspek, tiga aspek, atau seluruh aspek. Untuk dapat menampakan keberadaan belajar sebagai proses terpadu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, belajar dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individu seutuhnya. Kedua, belajar sebagai aktifitas pemerolehan pengalaman menempatkan individu sebagai pusat segala-galanya. Ketigabelaar lebih menuntut kepada terciptanya suatu aktivitas yang memungkinkan adanya lebih banyak siswa yang aktif dan intensif. Keempat, menempatka individu pada posisi terhormat dalam suasana kebersamaan di dalam penyelesaian persoalan yang dihadapinya. Kelima, belajar sebagai proses terpadu mendorong setiap siswa untuk terus menerus belajar. Keenam belajar sebagai proses terpadu memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih tugasnya sendiri. Ketujuh, belajar sebagai proses terpadu dapat berfungsi dan berperan secara efektif di semua aspek. Kedelapan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus dilakukan secara terpisah melainkan secara terpadu. Kesembilan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan keluarga
Proses Psikologis Belajar Anak
Teori belajar behavioral
Ada beberapa prinsip yaitu classical conditioning, operant conditioning, pembentukan kebiasaan (habituation), dan peniruan (imitation).
Classical conditioning adalah asosiasi respon yang otomatik dengan stimulus baru. Dengan kata lain sebagai kemampuan menghasilkan respon terhadap stimulus baru berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya secara berulang-ulang. Misalnya belajar mengeja, mengingat-ingat perbendaharaan kata asing.
Operant conditioning, tindakan yang dikendalikan oleh tujuan disebut operant. Proses belajar yang terlibat didalam mengubah perilaku operant disebut operant conditioning (instrumental conditioning). Dengan demikian yang dimaksud dengan operant conditioning (santrock and Yussen, 1992) adalah belajar dalam hal mana perilaku otomatis diperkuat atau diperlemah oleh consequence atau antecendence. Pengaruh yang mendahului disebut antendence dan mengikutinya disebut consequence.
Pembentukan kebiasaan (habituation) adalah prsentasi suatu stimulus yang terjadi berulang-ulang dapat menyebabkan kurngnya perhatian terhadap stimulus. Sebaliknya dishabituation adalah suatu minat bayi yang diperbaharui terhadap suatu stimulus, Santrock and Yussen (1992). Diantara peneliti perilaku biasa melakukan studi tentang kebiasaan yang terjadi, yaitu perilaku memasukkan tangan ke mulut, (perilaku memasukkan ke mulut akan berhenti ketika anak bayi itu sudah menemukan benda aslinya).
Peniruan (imitation),albert bandura (Santrock and Yusen, (1992) adalah salah seorang tokoh psikologi yang sangat terkenal dalam mengenalkan konsep imitasi. Berpendapat bahwa imitasi atau modeling terjadi ketika anak-anak belajar perilaku barudengan melihat orang lain bertindak. Kemampuan belajar pola-pola perilaku dengan mengobservasi dapat menghilangkan perilaku belajar yang trial eror.