Mohon tunggu...
Fauziany Rosita Putri
Fauziany Rosita Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030054

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nyadran, Tradisi Jawa Sambut Bulan Ramadhan

22 April 2021   09:47 Diperbarui: 22 April 2021   10:07 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Besik dan tabur bunga (Sumber : dokpri)

Kenduran (Sumber : dokpri)
Kenduran (Sumber : dokpri)

Tradisi nyadran ini harus selalu dilestarikan karena tradisi ini merupakan salah satu budaya yang masih berkembang dan merupakan suatu kearifan lokal. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya Jawa ini, yaitu membiasakan pada anak dalam melakukan segala sesuatu yang baik, dan mengajak serta menjelaskan apa itu tradisi nyadran. Untuk masyarakat kampung atau desa itu sendiri yaitu harus mengambil langkah-langkah dalam menjaga keberadaan tradisi nyadran ini agar tidak hilang dimakan usia, karena adanya pergeseran dari moderniasi. Usaha yang pertama yaitu dengan melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan tradisi nyadran ini, karena generasi mudah adalah generasi penerus bangsa. Adapun dari lembaga adat dan lembaga pemerintah yang harus bekerja sama dalam menyalurkan ke masyarakat terkait tradisi yang selama ini dilakukan. Hal yang harus dilakukan yaitu  dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat yang dilakukan pada saat pemberian sambutan tokoh adat dan perwakilan dari pemerintah, dengan secara tidak sadar memberikan sugerti kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian dan keberadaan dari tradisi nyadran ini. Langkah lain dalam melestarikan tradisi nyadran ini yaitu memanfaatkan teknologi yang sudah mulai berkembang, untuk endokumentasian jalannya acaranya tradisi nyadran ini. Kemudian, domentasi yang sudah ada itu dapat digunakan sebagai pembelajaran anak cucu dan generasi selanjutnya, yang kemudian dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan tradisi nydran yang lebih menarik bagi masyarakat serta generasi anak cucu selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun