Mohon tunggu...
Fauzia Nurmalasari
Fauzia Nurmalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Calon Guru 2024

Hai, aku seorang Freshgraduate Pendidikan Bahasa Inggris. Kini sedang dan akan melanjutkan ke Pendidikan Profesi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UM Surabaya: Kampus Swasta Surabaya yang Berpartisipasi di Diplomatic Forum ke-48 VOI RRI 2024

27 Agustus 2024   15:15 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Kamis (27/6/2024) sebanyak 10 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menghadiri Diplomatic Forum ke-48, program talkshow unggulan LPP RI Voice of Indonesia yang membahas tentang isu-isu faktual didampingi oleh Dosen Pembimbing Linda Mayasari, S.Pd., M.Pd. di Ballroom Grand Inna Tunjungan Surabaya, Jawa Timur.

Acara yang mengangkat tema "Musik, Diplomasi, dan Hubungan Internasional" ini juga disiarkan pada streaming www.voinews.id, RRI Digital dan kanal YouTube VOI Official (Voice of Indonesia). Tema ini diusung karena Indonesia merupakan bangsa yang kaya budaya dan musik tradisional, serta telah mengupayakan musik menjadi salah satu jalan diplomasi.

Setelah MC membuka acara ini, kami semua disambut oleh Irama Bama grup dan Agnes Serfozo yang menyanyikan beberapa lagu. Salah satunya yaitu lagu Bengawan Solo. Kemudian adapun beberapa narasumber yang hadir yaitu Mohammad Amin (Direktur Musik, Film, dan Animasi Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif), Kayla Smith (Konsulat Jendral Amerika Serikat di Surabaya), Nakagome Kota (Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya), dan Dwiki Darmawan (Pemain Musik & Komposer).

Sebelum memasuki sesi tanya jawab, masing-masing narasumber menyampaikan opininya tentang musik sebagai salah satu diplomasi dalam menghubungkan budaya antar negara. "Musik adalah sesuatu yang bersifat universal.  Banyak negara yang tidak berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Seperti salah satu contohnya adalah grup ABBA dari Swedia. Adapun grup musik lain berasal dari Jerman juga menggunakan lagu berbahasa Inggris. Hal ini menunjukkan bahwa musik sudah sangat tersebar luas di seluruh dunia sehingga dapat menyatukan negara satu dan yang lainnya." Ujar Mohammad Amin.

Sependapat dengan Mohammad Amin, Nakagome Kota juga beranggapan bahwa musik dapat menyatukan sesama. Selain itu, Kayla Smith juga memaparkan pengalamannya ketika pertama kali berinteraksi dengan anak-anak sekolah di Surabaya. Dirinya merasa bahwa anak-anak tersebut kesulitan berkomunikasi dengannya, sehingga tidak ada interaksi diantara mereka. Namun ketika Smith sedang memainkan alat musik flute. Seketika anak-anak tersebut tertarik dan datang menghampirinya. Dengan begitu kejadian tersebut membuktikan bahwa musik dapat memecahkan kesenjangan dan dapat menyatukan hubungan antar manusia.

Voice of Indonesia || From Indonesia to The World (youtube.com) 
Voice of Indonesia || From Indonesia to The World (youtube.com) 

Pada sesi tanya jawab para mahasiswa antusias dalam mengajukan pertanyaan. Salah satunya yaitu perwakilan dari UM Surabaya yang menanyakan pada VOI tentang bagaimana cara Forum Diplomatik VOI dalam mengintegrasikan musik untuk meningkatkan hubungan diplomatic dan saling pengertian antar negara peserta. Lalu dijawab dengan singkat oleh bapak Soleman Yusuf selaku ketua Voice of Indonesia, "Semua upaya dapat dilihat di sosial media kami. Dengan mengunduh VOI Digital app, menonton di streaming YouTube VOI Official dan mengikuti akun kami di instagram @voi__official."

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Di tengah acara bintang tamu yang datang merupakan musisi bertalenta, Fariz RM. Dibawakannya 2 lagu legendarisnya yang berjudul "Barcelona" dengan tiga bahasa (bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Spanyol). Kemudian dilanjutkan lagu keduanya yang berjudul "Sakura" yang sangat populer dan masih digemari hingga saat ini.

Adapun pertanyaan terakhir, yaitu dari perwakilan mahasiswa Universitas Airlangga yang menanyakan apakah musik dapat berkontribusi dalam keputusan pemerintah beserta contohnya. Pertanyaan tersebut disambut baik oleh Nakagome Kota. Kota menjelaskan bahwa musik dapat mengatasi di segala kalangan dan tingkatan. Contoh yang diberikan yaitu pada saat di masa pandemi Covid-19, atau di masa yang sulit beliau sebagai Konsulat Jepang di Indonesia berpartisipasi dalam suatu artikel yang berjudul "Badai Pasti Berlalu" dimana kalimat tersebut terinspirasi dari salah satu lagu yang dipopulerkan oleh Band NOAH. Dipilih judul tersebut karena memiliki arti yang sangat kuat yaitu Jepang dapat menjadi partner yang baik bagi Indonesia. Dengan begitu musik sangat berperan penting bagi pemerintah Indonesia, pihak media maupun masyarakat dalam mengatasi suatu isu yang sedang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun