Mohon tunggu...
Mohammad Fauzi Alvi Yasin
Mohammad Fauzi Alvi Yasin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kepala Urusan Keuangan Desa Sraten

Belajar menulis, sebab kata pepatah dengan menulis maka engkau akan dikenang sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Baju Baru Pemberian Tuhan

10 Januari 2018   17:45 Diperbarui: 12 Januari 2018   22:58 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikisahkan pada bulan Ramadhan yang lalu, ada seorang anak panggil saja namanya Fian. Si fian ini terlahir dari sebuah keluarga sederhana, yang tinggal di suatu desa di ujung timur pulau Jawa. Menjelang hari raya, dia berfikir apakah mungkin di hari raya nanti, dirinya bisa memakai pakaian baru seperti teman-teman sebayanya. Mengingat pekerjaan ibunya yang hanya berdagang cendol dan rempeyek di pasar, sedangkan ayahnya bekerja sebagai petani, yang kebetulan pada saat itu belum memasuki musim panen.

Kemudian anak yang masih polos ini, menonton sebuah tayangan ceramah di tv, kebetulan yang ditonton adalah ustadz Yusuf Mansur, yang kebanyakan tausiyahnya berisikan tentang sedekah. Si Fian yang awalnya menonton film kartun, dan ketika jeda iklan mencoba mencari film kartun lain, terhenti ketika melihat tayangan ceramah ustadz YM, yang ketika itu menggetarkan hatinya. 

Kurang lebih isi ceramahnya begini, "orang yang sedang susah, sedang banyak hutang, orang yang pengen sesuatu, tapi gak punya uang. Solusinya adalah doa. Berdoa aja sama Allah, pemilik langit dan bumi. Yang dengan izinnya kita bisa hidup, bisa makan, bisa apapun atas kehendaknya. Dan setelah berdoa, jangan lupa agar doa kita cepat dikabul, dibarengi juga dengan amalan kebajikan yang lain, seperti sedekah" ujar Ustadz YM. Dia dengarkan terus, tanpa terasa sampai habis dia mendengarkan ceramah, dan tanpa dia sadari pula film kartun yang ia tonton sudah habis, saking asyiknya mendengarkan ceramah.

Memang sesungguhnya jika kita ingin sesuatu, hendaklah minta kepada Allah. Jangan justru meminta kepada selain Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku" (Q.S Al-Baqarah : 186).

Setelah mendengarkan firman Allah yang dibacakan ustadz YM, dengan segenap keyakinan hati, lalu si anak tadi mempraktekkannya, dia berdoa kepada Allah agar ketika lebaran nanti, dia beserta keluarganya bisa membeli pakaian baru seperti teman-temannya. Mungkin bagi pembaca semua yang hidupnya lebih sejahtera, menganggap remeh urusan baju di hari raya, tapi untuk anak kecil sekelas Fian, yang tinggal di sebuah desa, urusan baju ini adalah urusan yang penting. 

Oleh karenanya, jika sekarang hidup kita berkecukupan, jangan lupa untuk melihat tetangga sekitar, ada gak yang perlu kita belikan baju dihari raya, ada gak anak yatim yang perlu kita bantu sekolahnya, ada gak fakir miskin yang bisa makan tiap harinya, dan sebagainya.

Lanjut ke cerita si Fian, setelah rutin berdoa meminta agar Allah memberikan rezeki di hari raya nanti, si Fian mulai teringat pesan ustadz YM berikutnya, yaitu untuk memperbanyak bersedekah. Bersedekah ini pada dasarnya tidak harus besar, yang penting ikhlas. Dan ustadz YM menambahkan bahwa, kalo bisa sedekah ini dilakukan bukan saat kita lagi banyak duit saja, melainkan saat kita dalam keadaan sempit, keadaan susah, kita mau untuk bersedekah itu baru luar biasa. Dan Allah berjanji "barangsiapa berbuat sesuatu kebaikan (sedekah), maka Allah akan balas sepuluh kebaikan yang serupa". Fadilah sedekah ini sesungguhnya luar biasa, selain dapat membantu segala permasalahan hidup kita, balasan bagi orang yang bersedekah adalah sepuluh kali lipat dari apa yang kita keluarkan.  

Ketika tiba di hari jum'at, si anak kecil ini bertekad untuk menyedekahkan seluruh uang sakunya ke kotak amal pada sholat jum'at nanti. Lalu tidak lupa, dia selipkan doa agar bisa membeli pakaian baru untuk hari raya nanti. Sebuah doa yang mungkin terdengar sederhana, namun sesungguhnya penuh makna bagi seorang anak kecil, yang menginginkan pakaian baru di hari raya, agar sama seperti teman-teman sebayanya. Dia tidak berdoa ingin kaya, tidak berdoa ingin punya rumah yang besar, tidak pula berdoa ingin punya mobil mewah. Padahal jika dia meminta seperti itu, atas izin Allah bisa saja dikabulkan.

Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa hari raya tinggal beberapa hari lagi, tapi tanda-tanda Allah untuk mengabulkan doa si Fian belum ada. Ya begitulah pemikiran manusia, selalu ingin sesuai dengan apa yang dia rencanakan, padahal rencana Allgh jauh lebih baik dan indah ketimbang rencana kita. Disitulah hebatnya Allah, bahwa dia selalu mendengarkan doa hambanya, dan memberinya di waktu yang tepat tanpa bisa kita sangka- sangka. Sebab itulah Allah menyuruh kita untuk berdoa kepadanya, "Berdoalah kepada-Ku. Niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (Q.S Al-Mu'min : 60).

Tibalah si Fian di hari Sabtu, yang itu artinya dia memasuki hari terakhir sekolah, dan sebentar lagi libur lebaran tiba. Lalu dalam hati si anak ini berdoa, "Ya Allah besok sudah masuk waktu libur sekolah, itu artinya hamba sudah tidak punya kesempatan lagi untuk mengumpulkan uang buat hari raya, karena ibu sudah tidak akan memberi uang saku lagi. Mudah-mudahan engkau memberikan hamba rezeki ya Allah". 

Mukzijat pun datang, tak disangka ketika pulang sekolah itulah pertolongan Allah datang. Si Fian yang ketika pulang sekolah harus berjalan kaki menuju rumah, tiba-tiba menemukan sebuah cincin di pinggir jalan. Awalnya dia pikir itu cincin mainan, tapi ketika dia tanyakan pada ibunya, ternyata cincinnya emas. Lalu si Ibu bertanya kepada Fian, "oleh teko endi ali-aline ikau ?                           Angsal nemu teng ngajenge TK bu," sahut Fian. Subhannallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun