Yeaaay, hari ini adalah hari pertama kita di tahun 2018. Semoga ditahun yang baru ini, kita senantiasa diberikan kesehatan, umur yang panjang, serta rezeki yang lancar agar bisa memenuhi kebutuhan dan menabung tentunya. OK, sebagai kado istimewa saya untuk pembaca semuanya, saya akan bagikan tulisan tentang Tabungan Masa Kini. Yuk baca cekidot !
Sejak dahulu orang tua (generasi zaman old) kita selalu berpesan akan betapa pentingnya menabung sejak dini. Alhasil mungkin banyak dari kita yang kini mempunyai tabungan, baik itu menabung di bank konvensional, menabung di celengan, atau masih ada yang menabung di bawah bantal (semoga segara hijrah ya). Terlepas dari apapun pilihannya, kini semakin banyak dan beragam alternatif produk dan jasa tabungan yang ditawarkan. Yap, salah satunya adalah menabung saham.
Saham itu apa sih ? Saham adalah suatu surat tanda bukti kepemilikan seseorang atas sebuah peruasahaan. Dengan demikian, jika kita mempunyai saham disuatu perusahaan, berarti kita juga menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya persentase saham yang kita miliki, kita akan tetap disebut sebagai pemilik perusahaan tersebut (meski persentasenya 0,0000000000000001%).
Pemerintah melalui PT Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan perdagangan saham di Indonesia, meluncurkan gerakan Yuk Nabung Saham (YNS). Gerakan ini bertujuan mengajak masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dengan cara membeli saham secara rutin dan berkala. Selain itu gerakan ini juga dimaksud untuk meningkatkan jumlah investor aktif di pasar modal Indonesia. Per Agustus 2017 jumlah investor di pasar modal mencapai 1.000.042 orang. Padahal sebelumnya hanya berjumlah 409.042 orang.
Berdasarkan tulisan Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan menyatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir Indoneisa adalah negara dengan kenaikan indeks saham tertinggi di seluruh dunia dengan persentase 227,60%. Dan beliau juga menyampaikan YNS adalah keberpihakan pemerintah kepada seluruh masyarakat Indonesia, dengan menjadikan investasi pasar modal menjadi lebih terjangkau (hanya dengan 100 ribu), sederhana prosesnya, dan untuk masa depan yang lebih baik.
Ada beberapa langkah yang mesti kita tempuh sebelum kita dapat menabung saham. Langkah pertama yang harus anda lakukan untuk menabung saham adalah dengan datang dan membuka akun di perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas inilah yang bertugas menjadi perantara dalam perdagangan saham.Â
Kemudian anda akan diminta untuk membawa kelengkapan berkas seperti KTP beserta foto copynya, foto copy halaman depan buku tabungan yang anda miliki (bank apapun boleh, asal bukan bank toyib yah), serta NPWP jika ada (kalo gak ada gak usah dipaksa, apalagi sampai minjem punya tetangga).Â
Setelah berkas dinyatakan lengkap, anda akan diberikan formulir pembukaan akun yang akan dipandu oleh pihak sekuritas. Oh ya, berkaitan dengan sekuritas ini, anda dapat melihat daftar sekuritas yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia disini.
Kemudian anda diminta untuk menunggu beberapa hari, dan akan dihubungi melalui telpon, atau sms, atau bisa juga melalui notifikasi email jika akun anda sudah siap. Setelah akun anda jadi, anda akan diberikan suatu Rekening Dana Nasabah (RDN) yang dapat anda gunakan untuk tempat penyimpanan dan penarikan dana yang akan digunakan untuk membeli saham.Â
Kemudian anda tinggal menyetorkan uang secara rutin ke RDN tersebut untuk membeli saham yang akan anda tabung. Dengan setoran minimal 100 ribu, anda sudah bisa untuk bertransaksi saham. Dan perlu diingat, bahwa dengan berinvestasi sesungguhnya menjadikan hidup kita menjadi lebih tenang. Sebab dengan berinvestasi kita dapat menghasilkan uang meski saat kita tidur.Â
Seperti kata Lo Kheng Hong (salah satu investor sukses di Indonesia), "kalau kita tidak bisa menghasilkan uang ketika tidur, maka kita harus bekerja sampai mati. Berinvestasi membuat kita dapat menghasilkan uang meskipun saat kita tidur, oleh sebab itu berinvestasilah".
Tips dari RHB Sekuritas dalam menentukan saham yang hendak ditabung bagi investor pemula, yaitu dengan memilih saham-saham blue chip. Saham blue chip ini adalah saham perusahaan besar yang memiliki pendapataan stabil / bertumbuh. Sebab saham-saham blue chip ini memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan menjadi motor penggerak IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Contoh saham blue chip antara lain : Bank BRI (dengan kode saham : BBRI), Bank BCA (BBCA), Jasa Marga (JSMR), dll.
Selain itu investor pemula juga disarankan untuk memilih jenis saham dari perusahaan yang produknya digunakan orang sehari-hari. Dengan kata lain produk-produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dibutuhkan dan erat hubungannya langsung dengan masyarakat. Seperti contoh produk-produk dari PT. Unilever Tbk (UNVR) mulai dari sabun, shampoo, hand body, dsb. Kemudian produk mie instan indomie dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), produk semen dari PT. Semen Gresik Tbk (SMGR), dll.
Sedangkan menurut artikel dari Creative Trader ada 5 saham yang dapat disimpan seumur hidup yaitu : saham Unilever Indonesia (UNVR), Telkom Indonesia (TLKM), Bank BCA (BBCA), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan Charoen Pokphand Indonesia (CPIN).
Didalam menabung saham ada 2 sumber keuntungan yang dapat kita peroleh, yang pertama melalui Capital Gain yaitu merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dikurangi dengan harga beli. Sedangkan sumber keuntungan yang kedua dapat kita peroleh melalui Deviden yaitu laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Selain keuntungan diatas, bagi kalian yang menabung saham tentu akan mendapatkan prestise / kebanggaan karena telah menjadi "bagian" dari pemilik perusahaan. Dan ketika misalnya kalian ditanya pekerjaan oleh camer (calon mertua), kalian bisa PD menjawab bahwa kalian telah memiliki perusahaan dimana-mana, punya Bank BCA (BBCA), punya Jalan Tol (JSMR), punya Perkebunan Sawit yang luas (LSIP), punya Tambang Batu Bara (PTBA) dan masih banyak lagi. Meski hanya 1 lot, tapi kalian tetap menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Keren kan ?
Saham PT. Unilever Tbk (UNVR) pada tahun 2007 harganya Rp. 6.600 sepuluh tahun berlalu kini harganya mencapai 50.975 atau mengalami kenaikan sebesar 772% (per tanggal 11 Desember 2017). Artinya jika kita membeli saham UNVR dengan uang Rp. 1.000.000 pada tahun 2007 dan dibiarkan hingga sekarang, maka kini uang kita akan menjadi Rp. 7.720.000. Menguntungkan bukan, jadi kapan kamu mau nikah, eh maksutnya kapan kamu mau #nabungsaham ?
Akhir kata seperti quote dari RHB Sekuritas, "tidak perlu menunggu untuk membeli saham, tapi beli saja saham, lalu tunggu keuntungannya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H